Spirulina adalah
mikroalga yang mengandung protein tinggi sekitar 55-70% dan sumber mikronutrien
Spirulina adalah jenis cyanobacteria atau bakteri yang mengandung klorofil dan
dapat bertindak sebagai organisme yang bisa melakukan fotosintesis untuk
membuat makanan sendiri. Bentuknya spiral, mengandung fikosianin tinggi sehingga
warna cenderung hijau biru. (Kebede dan Ahlgren, 1996 dalam Cristwardana,
2013).
KLASIFIKASI SPIRULINA
SP
Dalam
sistematika (taksonomi) menurut vonshak (1997) dalam Sari (2013), klasifikasi
Spirulina adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Protista
Divisi : Cyanophyta
Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
: Nostocales
Sub
Ordo : Nostcaceae
Famili
: Oscillatoriaceae
Genus
: Spirulina
Spesies
: Spirulina sp.
MORFOLOGI SPIRULINA
SP
Bentuk
tubuh Spirulina sp. yang menyerupai benang merupakan rangkaian sel yang
berbentuk silindris dengan dinding sel yang tipis, berdiameter 1-12 μm. Filamen
Spirulina sp. hidup berdiri sendiri dan dapat bergerak bebas (Tomaselli, 1997).
Spirulina sp. berwarna hijau tua di dalam koloni besar yang berasal dari
klorofil dalam jumlah tinggi. Spirulina sp. memiliki struktur trichoma spiral dengan
filamen–filamen bersifat mortal dan tidak memiliki heterosit. Sel Spirulina sp.
berukuran relatif besar yaitu 110 μm, sehingga dalam proses pemanenan dengan
menggunakan kertas saring lebih mudah (Borowitzka M.A., 1988).
HABITAT SPIRULINA SP
Spirulina
dapat tumbuh dengan baik di danau, air tawar, air laut, dan media tanah.
Spirulina juga memiliki kemampuan untuk tumbuh di media yang mempunyai
alkalinitas tinggi (pH 8,5-11), dimana mikroorganisme lainnya tidak bisa tumbuh
dengan baik dalam kondisi ini. Suhu terendah untuk spirulina platensis untuk
hidup adalah 15⁰C, dan pertumbuhan yang optimal adalah 35-40⁰C
(Kebede dan Ahlgren, 1996 dalam Cristwardana, 2013).
JENIS-JENIS SPIRULINA
SP
Spirulina
atau juga disebut sebagai Arthospira, memiliki berbagai banyak jenis. Terdapat
lebih dari 58 spesies Spirulina telah tercatat, tetapi hanya beberapa jenis
yang telah digunakan untuk sumber makanan. Dua jenis Spirullina yang terkenal
di pasaran adalah Spirulina plantensis dan Spirulina maxima. Dua jenis
Spirulina ini berbeda dalam bentuk serta ukurannya. Spirulina maxima memiliki
ukuran yang lebih besar, meskipun bentuknya tidak terlalu spiral sebagai
Spirulina platensis.
REPRODUKSI SPIRULINA
SP
Siklus
hidup Spirulina sp. yaitu proses reproduksinya disempurnakan dengan fragmentasi
dari trikoma yang telah dewasa. Reproduksi Spirulina sp. terjadi secara
aseksual (pembelahan sel) yatiu dengan memutus filamen menjadi satuan-satuan
sel yang membentuk filamen baru. Ada tiga tahap dasar pada reproduksi Spirulina
sp. yaitu proses fragmentasi trikoma, pembesaran dan pematangan sel hormogonia,
serta perpanjangan trikoma (Gambar 3). Selanjutnya trikoma dewasa dapat dibagi
menjadi filamen atau hormogonia, dan sel-sel di hormogonia akan meningkat
melalui pembelahan biner, tumbuh memanjang dan membentuk spiral (Hongmei Gong
et al., 2008 dalam Sari, 2013).
Siklus
reproduksi mikroalga tersebut berlangsung melalui pembentukan hormogonium yang
dimulai ketika salah satu atau beberapa sel yang terdapat di tengah-tengah
trikoma yang mengalami kematian dan membentuk badan yang disebut cakram pemisah
berbentuk bikonkaf. Sel-sel mati yang disebut nekrida tersebut akan putus
dengan segera, kemudian trikoma terfragmentasi menjadi koloni sel yang terdiri
atas 2-4 sel yang disebut hormogonia dan memisahkan diri dari filamen induk
untuk menjadi trichoma baru. Hormogonia memperbanyak sel dengan pembelahan pada
sel terminal. Tahap akhir proses pendewasaan sel ditandai terbentuknya granula
pada sitoplasma dan perubahan warna sel menjadi hijau kebiruan (Cifferi, 1983
dalam Sari, 2013).
TINGKAH LAKU
SPIRULINA SP
Filamen
spirulina merupakan koloni sel yang dapat bergerak. Spirulina platensis
merupakan salah satu golongan fitoplankton yang dalam pertumbuhannya dapat
ditandai dengan bertambah banyaknya jumlah sel yang secara langsung akan
berpengaruh terhadap kepadatan fitopalnkton Isnasetyo dan Kurnastuty (1995)
dalam Sari (2013), menjelaskan bahwa pertumbuhan fitopalnkton terdiri atas
empat fase, yaitu Fase Adaptasi, Fase Ekponensial, Fase Stasioner, Fase
Kematian.
PERAN SPIRULINA SP DI
PERAIRAN
Spirulina
berperan sebagai pakan alami ikan yang ada dalam perairan, selain itu spirulina
bisa menjadi peneduh yang melindungi biota air karena dapat merasa aman dari
sifat kanibalisme. Semua biota air memakan fitoplankton sebagai produsen
primer. Jika fitoplankton berjumlah sedikit atau sama sekali tidak ada, maka
konsumen di perairan akan menjadi kanibalisme. Selain itu spirulina juga dapat
menambah kadar oksigen dalam perairan. Serta dapat menjaga kestabilan suhu
perairan.
KANDUNGAN YANG
DIMILIKI SPIRULINA SP
1. Nutrisi
Spirulina
memiliki beberapa karakteristik serta kandungan nutrisi yang cocok sebagai
makanan fungsional. Protein, asam lemak esensial, vitamin, mineral, dan
klorofil serta fikosianin adalah komponen yang terkandung di dalam
Spirulina.diyakini juga bahwa Spirulina bisa bertindak sebagai produk makanan
penyembuh atau obat.
2. Mineral
Jumlah
mineral essensial yang terkandung dalam spirulina hampir sekitar 3-7%.
Mineral-mineral initerakumulasi di dalam mikroalga dan berasal dari mineral
yang terkandung dalam media pertumbuhan dan juga dipengaruhi oleh suhu,
salinitas, dan pH. Sharma dan Azees (1998) dalam Cristwardana (2013) menyatakan
bahwa bioakumulasi kobalt dan seng dipengaruhi oleh suhu media yang berbeda.
Sementara itu, Spirulina dalam air laut terakumulasi natrium dan klorida dalam
jumlah tinggi.
3. Protein
Spirulina
mengandung protein tinggi sekitar 55-70%. Protein ini merupakan suatu senyawa
kompleks yang kaya akan asam amino essensial, metionin (1,3 -2,75%), sistin
(0,5-0,7%), triptofan (1-1,95%) dan lisin (2,6-4,63%). Kadar asam amino yang
tinggi baik untuk kesehatan karena salah satu bahan pembuat protein.
4. Asam Amino Essensial
Poly
Unsaturated fatty Acid (PUFA) dalam Spirulina sekitar 1,3-15% dari lemak total
(6-6,5%). Jenis kandungan lemak tertinggi dari Spirulina adalah Gamma Linoleic
Acid (GLA) sekitar 25-60% dari total lemak (Borowitzka, 1994 dalam
Cristwardana, 2013). Senyawa-senyawa lain yang terdapat yang terdapat di dalam
lemak adalah asam palmik (44,6-54,1%), asam oleat (1-15,5%) dan asam linoleat
(10,8-30,7%). Spirulina mengandung kolesterol sekitar 32,5 mg/100g.
5. Netralisasi
Mineral Beracun
Spirulina
memiliki kemampuan unik yaitu dapat menetralisir mineral beracun. Spirulina
dapat digunakan sebagai agen penetral arsenik untuk air atau air limbah, dan
bahan beracun serta logam berat lainnya.
6. Betakarotein dan
vitamin
Spirulina
menganung karoteinoid yang tinggi. Karoteinoid tertinggi yang ditemukan di
Spirulina adalah betakarotein yang bisa dikonversi menjadi vitamin A, dan
vitamin B. Dengan demikian, 4 mg kandungan gizi pada Spirulina sama dengan
kandungan gizi yang terdapat pada 100 g sayuran segar.
KANDUNGAN PROTEIN DAN
MINERAL DALAM SPIRULINA SP
Kandungan
mineral dalam spirulina berbeda satu sama lain tergantung pada jenis media
pertumbuhannya. Secara umum, kultivasi Spirulina bisa menggunakan air tawar,
air laut, atau air payau.
1. Spirulina Air Laut
Spirulina
yang dibudidayakan di air laut mengandung mineral lebih tinggi daripada media
air tawar atau payau. Air lut mengandung garam yang tinggi sperti NaCl, KCl,
MgCl. Spirulina ini juga mengandung garam fikosianin, polisakarida, inositol
yang lebih tinggi. Meskipun mengandung garam tinggi, kandungan natrium yang
terlalu tinggi dinilai tidak baik untuk kesehatan manusia. Untuk menurunkan
mineral ini, dapat digunakan NaHCO3 dan Na2CO3 melalui metode Trigger (Faucher,
et al., 1975 dalam Sari, 2013). Spirulina air laut memiliki tingkat pertumbuhan
yang lebih rendah daripada spirulina air tawar. Spirulina air laut memiliki bau
amis seperti rumput laut atau cumi-cumi sehingga beberapa konsumen tidak nyaman
dengan bau tersebut. Bau amis ini dihasilkan dari kandungan mineral di dalam
Spirulina.
2. Spirulina Air
Tawar
Spirulina
ini biasanya digunakan sebagai bahan makanan manusia dan farmasi. Dalam media
air tawar, NaHCO3, fosfat, dan urea ditambahkan untuk mempengaruhi laju
pertumbuhan mikroalga. Spirulina air tawar memiliki tingkat pertumbuhan yang
lebih tinggi di sekitar 0.16/hari dan menghasilkan 1,23-1,34 g/L biomassa
kering. Sementara itu Spirulina air laut memiliki tingkat pertumbuhan yang
lebih rendah dan menghasilkan biomassa di sekitar 10.3 g/m2/hari (Costa, et al,
2003; Wu, et al, 1993 dalam Sari, 2013). Karena kandungan natrium dalam
Spirulina air tawar lebih rendah dari air laut, maka aman untuk digunakan
sebagai makanan manusia dan farmasi. Kandungan protein yang dihasilkan dari
Spirulina media air tawar adalah sekitar 60-70%. Spirulina air tawar tidak
memiliki bau amis karena memiliki kandungan mineral yang lebih rendah daripada
Spirulina air laut.
SPIRULINA SP SEBAGAI
MAKANAN FUNGSIONAL
Sebagai
bahan pangan yang memiliki tingkat protein dan mikronutrien yang tinggi,
Spirulina tidak hanya bisa bertindak sebagai protein sel tunggal saja, tetapi
juga bisa digunakan sebagai makanan fungsional. FAO mencatat bahwa Spirulina
dapat digunakan sebagai makanan sehat bagi manusia (Becker, 1994). Secara umum,
Spirulina diproduksi dalam kapsul, jus, atau tablet. Spirulina juga bisa
berfungsi sebagai sumber makanan untuk kekebalan tubuh, dan Super Oxyde
Dismutase (SOD). Beberapa rumah sakit di Negara modern menggunakan Spirulina
untuk mendapatkan immunoglobin A (LGA) dan immunoglobin B (lgM) yang lebih
tinggi. Sementara kandungan fikosianin dalam Spirulina berpotensi untuk
menghambat pertumbuhan sel leukemia pada manusia (Liu, et al., 2000 dalam Sari,
2013).
Spirulina
kering dapat digunakan sebagai sumber pastacampuran, saus, sup, minuman instan,
dan makanan suplemen. Spirulina bisa dicampur dalam mie, roti, biskuit. Hal ini
digunakan untuk tujuan menambahkan gizi yang lebih tinggi untuk makanan. Hal
ini menunjukkan bahwa Spirulina dapat dikonsumsi 10 g/hari untuk menjaga
kesehatan tubuh, tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk orang dewasa
(Henrikson, 1989 dalam Sari, 2013).
Di
sisi lain, Spirulina mengandung bahan beracun dosis kecil yang disebut
microcystin. Konsumsi bahan ini dalam konsentrasi tinggi berbahaya bagi tubuh
manusia. Microcystin adalah jenis peptide siklik nonribosomal yang terkandung
dalam semua cyanobacteria. Microcystin bisa menyebabkan kerusakan pada hati dan
menyebabkan kanker. Spirulina mengandung 1 mg/g, karena itu disarankan bahwa
konsumsi Spirulina adalah sekitar 0,5-3 g setiap penyajian.
PROSPEK MASA DEPAN
BUDIDAYA SPIRULINA SP
Indonesia
sebagai Negara tropis sudah semestinya dapat menjadi pemimpin pada industry
mikroalga. Kekayaan sumber daya alam dan konsumsi masyarakat yang tinggi, akan
mendorong industry mikroalga untuk berkembangkan dan merancang makanan
fungsional yang lebih baik. Spirulina sebagai makanan fungsional merupakan
sumber pangan fungsional yang potensial, tidak hanya sebagai protein sel
tunggal tetapi juga dapat bertindak sebagai sumber makanan sehat atau suplemen.
Dalam perkembangannya, Spirulina digunakan sebagai bahan tambahan untuk
pembuatan biskuit, roti, dan minuman.
PENULIS
Raden
Qonitah Nurhasanah
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2014
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Cristwardana,
M; Nur; Hadiyanto.2013.Spirulina platensis: Potensinya sebagai Bahan Pangan
Fungsional.Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan.Vol.2 (No.1)
Sari,
Herlingga.2013.Pengaruh Pemberian Pupuk Azolla Pinnata.ADLN Perpustakaan
Universitas Airlangga.
Post a Comment for "Spirulina Sp Adalah; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"