Artemia sp. Atau disebut juga Nauplius sp.
adalah larva tingkat pertama Nauplius memiliki tiga pasang umbai – umbai. Artemia
sp. Atau disebut juga Nauplius sp. Termasuk crustacea primitif. Nauplius
termasuk ke dalam meroplankton laut dan merupakan larva tingkat pertama dari
copepoda. Larvanya kecil sekali dengan 3 pasang kaki. Kaki pertama tidak
bercabang dan 2 pasang kaki berikutnya bercabang. Bentuk badan bulat telur
dengan bagian belakang meruncing. Setitik mata tunggal menghiasi bagian badan agak
ke pinggir depan. Nantinya akan tumbuh menjadi metanauplius dengan munculnya
tanda – tanda maxilla ( maksila ) kesatu dan kedua serta beberapa kaki pada
dada, yang akan tumbuh lagi menjadi copepodit ( Romimohtarto, K & Juwana,
S, 2004 ).
KLASIFIKASI
ARTEMIA
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Crustacea
Class : Branchiopoda
Order : Anostraca
Family : Artemiidae
Genus : Artemia
Species : Artemia sp. (Linnaeus, 1758)
MORFOLOGI
ARTEMIA SP ATAU NAUPLIUS SP
Crustacea ini mempunyai tubuh
bersegmen dengan appendage menyatu berbentuk seperti daun. Artemia sp. Jantan
dewasa berukuran 8-10 mm sedangkan betina dewasa 10-12 mm. Tubuh Artemia sp.
Terbagi atas kepala,thoraks dan abdomen. Kepala Artemia sp. terbagi atas bagian
1 prostomial dan segmen metameric yang akan menimpang susunan median mata majemuk
dan labrum antena pertama dan kedua,mandibula,maxilulla pertama dan kedua,serta
11 segmen yang membangun thoraks,dengan tiap segmen menyediakan sepasang
thoracopodes. Abdomen Artemia sp. Tersusun atas 8 segmen. Anterior kedua pada
segmen abdominal Artemia sp. Akan berfungsi sebagai genital. Segmen genital ini
berfungsi sebagai penyangga genopods yang meripakan egg sac pada
betina,sedangkan pada jantan akan berfungsi sebagai pasanagan penes. Artemia
memiliki segmen 2-7 abdominal yang tereduksi. Artemia mempunyai
cercopods/furca/telson pada ujung segmen abdominal. Tubuhnya diselimuti oleh
kitin yang tipis dan fleksibel sehingga otot-otonya menempel internal.
Eksoskleton Artemia akan terlepas secara periodik. Pelepasan ini ditandai tiap awal ovulasi pada betina tetapi pada jantan
terjadi dengan kolerasi antara moulting dan reproduksi.
HABITAT
ARTEMIA SP ATAU NAUPLIUS SP
Di alam Artemia salina hidup pada
perairan dengan kadar garam kurang dari 150 ppt. Laut yang secara alami
mempunyai kepadatan biomassa Artemia tinggi adalah Laut Merah (Mesir). Di Yaman
(Arab) Artemia salina diberi nama “Bahar el Dud”. Di berbagai kawasan dunia
spesies zooplankton ini tidaklah sama. Di Eropa ada Artemia tunissiana, A.
franciscana (Amerika), A. monica (California, USA), A. parsimilas (Argentina).
Spesies lain yang dikenal adalah Artemia NYOS, A. sinica, A. tibetiana dan A.
urmiana. Di alam, mereka tinggal di perairan (danau, muara/rawa) yang berkadar
garam tinggi.
FISIOLOGI
ARTEMIA SP ATAU NAUPLIUS SP
Hewan ini mendapatkan makanan dengan
memanfaatkan gerakan kaki renang dan umbai – umbai mulutnya yang menghasilkan
pusaran air dan arus yang membawa partikel makanannya ke saringan maksila yang
selanjutnya akan diteruskan ke mulutnya untuk ditelan dan dicerna (Nontji,
2008).
REPRODUKSI
ARTEMIA SP ATAU NAUPLIUS SP
Udang genus Artemia dapat bereproduksi
secara 2 mode. Nauplius merupakan hasil reproduksi ovoviviparous. Sedangkan
cysts adalah hasil reproduksi oviparous. Kedua reproduksi dilakukan
beradasarkan kondisi lingkungan. Perkembangbiakan ovoviviparity dilakukan saat
kondisi sekitar menguntungkan sehingga telur dibuahi. Sedangkan saat kondisi
tak menguntukan dihasilkan cysts yang merupakan hasil partenogenesis betina
yang akan menghasilkan larva nauplii. Kondisi yang tak menguntungkan bagi
pembuahan telur berupa salinitas yang terlalu tinggi,level oksigen yang terlalu
rendah,tekanan suhu,dan makanan yang kurang memadahi. Dengan kondisi yang tak
menguntungkan seperti itu maka embrio hanya berkembang sampai tahap gastrula
dan dikelilingi oleh chorion(kulit tipis) yang diinduksi sekresi hormon dari
kelenjar kulit coklat di uterus dan terbentuklah cyst. Cysts terbagi menjadi
dua lapisan,berupa korion dan kutikula embionik. Lapisan korion ini mempunyai
kandungan hematin berfungsi sebagai pelindung embrio dan lipoprotein dengan
lapisan peripheral dan alveolar. Sedangkan lapisan kutikula embrionik berupa
lapisan bening dengan elastisitas tinggi dan terdiri atas lapisan fibrosa dan
lapisan kutikuler. Cysts ini mengalami dormansi dapat sampai beberapa tahun.
Cysts akan terehidrasi sehingga release larva naplius. Larva naplius ini hanya
memperoleh asupan maknan dari yolk sac sebelum mengalami molting dan menuju
satage metanaupliar. Stage metanaupliar berlangsung sampai berganti kulit
sebanyak enam kali sebelum menuju stage postmetanauplii. Ketika berganti kulit
ke-12 kali larva ini merupakan post-larva dan saat berganti kulit ke-17 kali
mereka telah menjadi dewasa. Ketika perkembangan kedua instar,udang ini telah
dapat memakan alga. Udang genus Artemia dapat hidup sampai 3 bulan dan
memproduksi sampai 300 naupplii setiap empat hari pada kondisi optimum.
Keanekaragaman Artemia dapat bervariasi bergantung pada lingkungan seperti
komposisi anionik,kondisi iklim dan elevasi. Berdasarkan anion yang merata,
Artemia dapat tinggal pada lingkungan air yang mengandung
klorida,belerang/karbonat tapi dapat juga hidup dikondisi campuran 2-3 lebih
anion.
TINGKAH
LAKU ARTEMIA SP ATAU NAUPLIUS SP
Antena betina mengalami penyusutan
antena dan mempunyai sepasang ovari yang ada di kedua sisi saluran pencernaan di
belakang thorakopoda. Antena betina digunakan sebagai alat peraba Antena pada
jantan sangat termodifikasi dan sepasang penis di belakang tubuhnya Makanan
Udang ini termasuk omnivora. Artemia dapat memakan detritus,ganggang.bakteri
dan ragi laut. Artemia tak dapat menyaring makananya. Perilaku Udang ini hanya
berenang ke atas dan ke bawah yang bergerak selama 24 jam,tapi saat malam
muncul ke permukaan. Betina hidup dibawah jantan pada kolom air.
Menurut Mujdjiman (1989), kebiasaan
makan artemia salina yaitu dengan manyaring pakan (filter feeder). Artemia
menelan apa saja yang ukurannya kecil, baik benda hidup, benda mati, benda
keras, maupun benda lunak. Di alam, pakan artemia antara lain berupa detritus
bahan organik, ganggang-ganggang renik, bakteri, dan cendawan (ragi laut).
Menurut Thariq et al (2002) menyatakan bahwa artemia juga merupakan hewan yang
bersifat filter feeder non selektif, oleh sebab itu faktor terpenting yang
harus diperhatikan dalam memilih pakan artemia adalah ukuran partikel kurang dari
50 µm sehingga mudah dicerna, mempunyai nilai gizi dan dapat larut dalam media
kultur. Artemia mulai makan pada instar ketiga, yaitu setelah saluran
pencernaan terbentuk. Ukuran partikel pakan untuk larva artemia adalah 20-30 µm
dan untuk artemia dewasa antara 40-50 µm.
PERAN
ARTEMIA SP ATAU NAUPLIUS SP DI PERAIRAN
Artemia merupakan salah satu pakan
alami yang diberikan pada budi daya udang windu (Penaeus monodon) pada tahap
post larva karena memiliki keunggulan antara lain: mudah dibudidayakan,
mempunyai kandungan nutrisi yang cukup, mudah beradaptasi dalam berbagai
lngkungan. Dalam kondisi lingkungan yang ekstrim, Artemia akan membentuk
lapisan chorion bagi embrionya dan lapisan chorion dapat semakin tebal apabila
kondisi lingkungan semakin ekstrim. Dengan pemberian nutrisi yang cukup bagi
induk Artemia yang mencukupi kebutuhan tubuh induk dapat menyebabkan
pembentukan lapisan chorion menjadi lebih tipis. Dengan lapisan chorion yang
semakin tipis maka derajat penetaasan kista Artemia dapat lebih tinggi.
Artemia merupakan salah satu makanan
hidup yang sampai saat ini paling banyak digunakan dalam usaha budidaya udang,
khususnya dalam pengelolaan pembenihan. Sebagai makanan hidup, Artemia tidak
hanya dapat digunakan dalam bentuk nauplius, tetapi juga dalam bentuk
dewasanya. Bahkan jika dibandingkan dengan naupliusnya, nilai nutrisi Artemia
dewasa mempunyai keunggulan, yakni kandungan proteinnya meningkat dari
rata-rata 47 % pada nauplius menjadi 60 % pada Artemia dewasa yang telah
dikeringkan. Selain itu kualitas protein Artemia dewasa juga meningkat, karena
lebih kaya akan asam-asam amino essensial. Demikian pula jika dibandingkan
dengan makanan udang lainnya, keunggulan Artemia dewasa tidak hanya pada nilai
nutrisinya, tetapi juga karena mempunyai kerangka luar (eksoskeleton) yang
sangat tipis, sehingga dapat dicerna seluruhnya oleh hewan pemangsa.Melihat
keunggulan nutrisi Artemia dewasa dibandingkan dengan naupliusnya dan juga
jenis makanan lainnya, maka Artemia dewasa merupakan makanan udang yang sangat
baik jika digunakan sebagai makanan hidup maupun sumber protein utama makanan
buatan. Untuk itulah kultur massal Artemia memegang peranan sangat penting dan
dapat dijadikan usaha industri tersendiri dalam kaitannya dengan suplai makanan
hidup maupun bahan dasar utama makanan buatan.Sedangkan kelemahan dari artemia
adalah cepat mati dalam waktu beberapa jam saja. Penggunaan Artemia sebagai
pakan yang penting banyak dilaksanakan di unit-unit pembenihan ikan dan udang.
Umumnya Artemia yang diberikan untuk larvae udang dan ikan dalam bentuk cyste
atau nauplius instar I (berumur 2 jam).
PENULIS
Rizal Prabowo
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan
2014
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan
2015
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayatullo Syarif Dkk .2013. Laporan Tetap
Praktikum Budidaya Pakan Alami Penetasan Kista Artemia. Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya Indralaya. Palembang
http://media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090084_2_8226.pdf
http://wicaramina.blogspot.com/2015/03/mengenalartemiasalina.html#:~:text=Di%20alam%20Artemia%20salina%20hidup,nama%20%E2%80%9CBahar%20el%20Dud%E2%80%9D.&text=Di%20alam%2C%20mereka%20tinggal%20di,rawa)%20yang%20berkadar%20garam%20tinggi.
https://www.thefishguide.com/brine-shrimps-artemia-salina-live-fish-food/
Muslikhin . 2007 . Laporan Praktikum
Fisiologi Hewan Air. Fakultas Sains Dan Teknik Jurusan Perikanan Dan Kelautan.
Purwokerto
Naibaho Stefanun Poberson.2011. Daphnia Sp
(Klasifikasi, Morfologi, Reproduksi), Bacillus Subtilis, Bakteri Nitrifikasi,
Sistem KulturZooplankton,Parameterkualitasair.Https://Pobersonaibaho.Wordpress.Com/2011/03/08/DaphniaSpKlasifikasiMorfologiReproduksi-Bacillus-Subtilis-Bakteri-Nitrifikasi-Sistem-Kultur-Zooplankton-Parameter-Kualitas-Air/.
06 April 2015.
Puspita. 2014. Artemia Sp. Dan Daphnia Sp. Http://Puspita-Nero.Blogspot.Com/2014/12/Artemia-Sp-Dan-Daphnia-Sp.Html
. 07 April 2014 .
Ristianti Indah Dwi. 2012. Laporan Praktikum
Planktonologi Kultur Daphnia Sp. Http://Dwiindah09.Blogspot.Com/2012/10/Laporan-Praktikum-Planktonologi-Kultur.Html.
07 April 2015.
Post a Comment for "Artemia Sp Atau Nauplius Sp Adalah; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"