(Basahudin, 2009)
Morfologi dan
Klasifikasi Ikan Lele (Clarias sp.)
Menurut
Santoso (1994), sistematika atau klasifikasi ikan lele dumbo (Clarias
gariepinus) adalah sebagai berikut :
Phyllum
: Chordata
Klass : Pisces
Sub
klass : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub
ordo : Siluroidea
Famili
: Clariidae
Genus
: Clarias
Spesies
: Clarias gariepinus
Nama
Inggris: King cat fish atau raja ikan lele
Asal
: Benua Afrika
Menurut
Najiyati (1992) dalam Wibowo (2011), bentuk luar lele (Clarias sp.) yaitu
memanjang, bentuk kepala pipih dan tidak bersisik. Mulut lele (Clarias sp.)
terdapat di bagian ujung moncong dan dihiasi oleh empat pasang sungut, yaitu 1
pasang sungut hidung, 1 pasang sungut maksilan (berfungsi sebagai tentakel),
dan dua pasang sungut mandibula. Lele dumbo mempuyai 5 sirip yaitu sirip ekor,
sirip punggung, sirip dada, dan sirip dubur. Pada sirip dada jari-jarinya
mengeras yang berfungsi sebagai patil, tetapi pada lele (Clarias sp.) patil
lemah dan tidak beracun. Insang berukuran kecil, sehingga kesulitan jika
bernafas. Selain bernafas dengan insang juga mempunyai alat pernafasan tambahan
(arborencent) yang terletak pada insang bagian atas. Arborencent berwarna
kemerahan dan berbentuk seperti tajuk pohon rimbun yang penuh kapiler-kapiler
darah.
Menurut
Enyidi dan Nduh-Nduh (2016), ikan lele
(Clarias sp.) merupakan salah satu ikan utama di Afrika. Dengan klasifikasi
sebagai berikut :
Phylum
: Chordata
Class : Actinoptergii
Order : Siluformes
Family
: Clariidae
Genus
: Clarias
Species
: C. Gariepinus
Berikut
akan diuraikan karakteristik ikan lele (Clarias sp.) : 1) Ciri-ciri; Ikan lele (Clarias sp.)
mempunyai bentuk tubuh memanjang, berkulit licin (tidak bersisik). Di dalam
rongga perut sebelah atas dijumpai alat perlengkapan keseimbangan yang disebut
weber. Bentuk kepalanya gepeng, bersungut 4 pasang pada sirip dada dijumpai
patil yang digunakan untuk pertahanan diri. Di bagian atas ruangan rongga
insang terdapat alat pernapasan tambahan, bentuknya seperti sebatang pohon yang
penuh dengan kapiler-kapiler darah. Warna tubuhnya hijau gelap atau coklat.
Pada bagian perut dan bawah kepalanya pada umumnya lebih terang.kadang-kadang
terdapat bintik-bintik putih di samping badan dan ekornya (Wahyuni, 2015).
Habitat Ikan Lele
(Clarias sp.)
Menurut
Heok (2009) dalam Nurudin et al. (2013), habitat ikan lele (catfish) adalah di
dasar perairan. Dasar perairan merupakan tempat yang minim akan makanan.
Sehingga ikan lele (Clarias sp.) mempunyai mekanisme tersendiri untuk mencari
makanannya. Salah satunya ialah ikan lele (Clarias sp.) memiliki semacam sungut
atau babel yang berfungsi dalam mendeteksi sumber makanan. Ikan lele (Clarias
sp.) juga memiliki tipe mulut inferior yang memungkinkan ikan mendapatkan
makanan di dasar sungai.
Menurut
Muktiani (2011) dalam Widiyanti et al. (2014), ikan lele (Clarias sp.)
merupakan jenis ikan yang tidak pernah ditemukan di air asin. Ikan lele banyak
ditemukan di perairan tawar. Habitat aslinya banyak ditemukan di sungai, rawa,
waduk, sawah dan telaga. Ikan lele (Clarias sp.) merupakan salah satu jenis
ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat
Indonesia, umumnya di Pulau Jawa. Ikan lele (Clarias sp.) merupakan jenis ikan
nocturnal, yaitu jenis ikan yang mencari makan di malam hari.
Kebiasaan Makan Ikan
Lele (Clarias sp.)
Menurut
Suhendra (2014) dalam Falahudin et al. (2016), pakan berpengaruh penting dalam
kelangsungan pembudidayaan lele. Berdasarkan tingkat kebutuhannya pakan terbagi
menjadi dua bagian, yaitu pakan utama dan pakan tambahan. Pakan utama adalah pakan yang biasa digunakan
oleh pembudidaya untuk pakan lele, contoh pakan utama, yaitu cacing tanah.
Pakan tambahan adalah pakan yang digunakan oleh pembudidaya lele sebagai
pengganti pakan utama lele, contoh pakan tambahan, yaitu tepung tulang, tepung
ikan. Ikan lele (Clarias sp.) termasuk
hewan karnivora, lebih menyukai makanan yang berasal dari daging.
Menurut
Wahyuni (2015), ikan lele (Clarias sp.) merupakan ikan yang sering
dibudidayakan dan termasuk ikan konsumsi. Kebutuhan konsumsi ikan jenis ini
cukup tinggi, selain rasanya enak juga harganya terjangkau masyarakat menengah
kebawah, sehingga usaha di bidang ini cukup menggiurkan untuk ditekuni. Makanan
alamiah ikan lele (Clarias sp.) adalah jasad-jasad renik yang berukuran kecil
seperti zooplankton, fitoplankton, larva (jentik-jentik), cacing dan lain-lain.
Berdasarkan makanan yang dimakan, ikan lele (Clarias sp.) termasuk binatang
pemakan daging (karnivora) ada juga yang menggolongkan omnivora (pemakan
segala). Oleh karena itu ikan lele (Clarias sp.) yang dibudidayakan diberi
makan pellet ikan buatan pabrik.
Publisher
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
Fpik
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
Daftar Pustaka
Basahudin, M.S. 2009. Panen Lele 2,5 Bulan. Penebaran Swadaya. Depok. 19 hlm.
Enyidi, U. D and A. S. Nduh-Nduh. 2016. Application of phytogenics as first feed of larval african catfish Clarias gariepinus. Journal of Advances in Biology & Biotechnology. 15(3): 1-10.
Falahudin, I., Syarifah, M. Rahmalia.
2016. Pengaruh jenis pakan usus ayam dan
ampas tahu terhadap pertumbuhan lele dumbo (clarias gariepinus). Jurnal Biota. 2(2) : 132-137.
Nurudin, F. A., N. Kariadadan A. Irsadi. 2013.
Keanekaragamanjenisikan di sungai sekonyer
taman nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah. Unnes J Life Sci. 2(2):
118-125.
Santoso,
B. 1994. Lele Dumbo & Lokal. Kanisius : Yogyakarta.81 hlm.
Wahyuni,
E. 2015. Usaha peningkatan
produktivitas di rt 08 Desa Krandegan
Kecamatan Gandusari kabupaten Trenggalek. Dewantara.
1 (1) : 59-68.
Wibowo, J. 2011. Analisis Usaha Dan Alternatif Strategi
Pengembangan Agribisnis Pembenihan Ikan Lele Dumbo Di Kecamatan Ceper Kabupaten
Klaten. SKRIPSI. Universitas
Sebelas Maret.
Widiyanti, E., B. W.
Utamidan D. R. Afandi. 2014. Pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan iptek bagi masyarakat (IbM)
kelompok pembudidaya ikan lele dan pembuatan
diversifikasi produk olahannya di Kabupaten Karanganyar. Inotek. 18(1): 16-27.
Post a Comment for "Morfologi dan Klasifikasi Ikan Lele (Clarias sp.)"