Bakteri
Edwardsiella tarda (Dokumentasi Pribadi)
Klasifikasi
Bakteri Edwardsiella tarda
Menurut Bujan, et al. (2017),
klasifikasi bakteri E. tarda adalah sebagai berikut :
Kingdom : Eubacteria
Filum : Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Edwardsiella
Spesies : Edwardsiella tarda
Morfologi
Bakteri Edwardsiella tarda
Bakteri E. tarda merupakan bakteri
gram negatif, pendek, anaerob fakultatif yang memiliki panjang sekitar 2-3 m
dan diameter 1 m. Bakteri tersebut mampu hidup pada daerah dengan pH 4-10, dan
suhu 14-450C. Bakteri E. tarda berbentuk
batang, tidak membentuk spora atau kapsul dan motil dengan memiliki flagella.
E. tarda merupakan bakteri yang menginfeksi beberapa spesies ikan air tawar
bahkan hingga manusia yang bersifat pathogen. Secara karakteristik biokimia, E.
tarda merupakan bakteri yang mengandung enzim katalase dan mampu memproduksi
hidrogen sulfida dan indol (Park, et. al., 2012).
Pertumbuhan
dan Perkembangbiakan Bakteri Edwardsiella tarda
Menurut Hartati (2015), kurva
pertumbuhan bakteri terbagi dalam 4 fase, yaitu:
1) Fase lag (lag phase) merupakan fase
permulaan, dimana kecepatan pertumbuhan nol atau >0 (tidak maksimum),
disebut juga fase adaptasi.
2) Fase logaritma (log phase)
merupakan fase eksponensial, dimana kecepatan pertumbuhan mencapai maksimum.
Massa dan jumlah sel bertambah secara eksponensial.
3) Fase tetap (stationary phase)
merupakan fase statis, dimana kecepatan pertumbuhan mulai menurun.
4) Fase penurunan atau death phase,
dimana jumlah kematian lebih tinggi dari pertumbuhan.
Kurva pertumbuhan bakteri.
Bakteri E. tarda merupakan bakteri
gram negative yang memiliki sifat anaerobik fakultatif, sehingga
perkembangannya dapat terjadi tanpa adanya oksigen atau minim oksigen. E. tarda
dapat tumbuh dan berkembang pada media selektif seperti agar MacConkey. Selain
dengan agar MacConkey, dapat ditambahkan kolistin untuk meningkatkan laju E.
tarda dari campuran kultur dibandingkan dengan media SS (Salmonella dan Shigella
Agar) (Buller, 2014). Bakteri ini hidup pada suhu 14-450C (Park, et al., 2012).
Suhu optimal untuk pertumbuhannya adalah 350C. Apabila suhu kurang dari 100C
atau lebih dari 450C maka E. tarda tidak dapat tumbuh (Lubis, et al., 2014).
Infeksi dan Gejala Klinis Serangan Bakteri Edwardsiella tarda
Edwardsiella tarda adalah penyebab
penyakit Edwardsielliosis/ Emphisematous Putreactive Disease of Catfish (EPDC)
atau Edwardsiella Septicaemia (ES). Penyakit Edwardsiella dikenal sebagai
penyakit utama pada budidaya catfish di Amerika. E. tarda tidak memproduksi
endotoksin seperti umumnya bakteri gram negatif lainnya, tetapi menghasilkan 2
eksotoksin yang dapat menyebabkan lesi (Narwiyani dan Kurniasih, 2011).
Serangan E. tarda pada ikan dalam
tahap infeksi ringan hanya menampakkan luka-luka kecil, sebagai perkembangan
penyakit lebih lanjut, luka bernanah berkembang di dalam otot rusuk dan
lambung. Pada kasus akut, luka bernanah secara cepat bertambah dengan berbagai
ukuran, kemudian luka-luka terisi gas dan terlihat bentuk cembung menyebar ke
seluruh tubuh. Warna tubuh hlang dan luka-luka merata di seluruh tubuh. Jika
luka digores maka akan tercium bau busuk (H2S) (Andriyanto et al., 2009).
Gejala klinis yang timbul pada ikan karena infeksi bakteri E. tarda dapat
dilihat pada Gambar dibawah.
Leukosit
Leukosit merupakan salah satu sel
darah yang mempunyai peranan penting dalam sistem imun ikan. Total leukosit
pada ikan yang bertambah mengindikasikan adanya peningkatan sistem imun ikan,
sehingga dapat terindikasi sedang terserang oleh zat asing (Satyarini, et al.,
2014). Menurut Sukenda et al. (2008), leukosit berfungsi sebagai pertahanan
dalam tubuh, yang bereaksi dengan cepat terhadap masuknya antigen ke dalam
tubuh. Menurut Triyaningsih, et al. (2014), jumlah leukosit total ikan
teleostei normal berkisar antara 20.000 – 150.000 sel/mm3.
Menurut Sutjiati (1990), sel-sel
leukosit dapat dibedakan menjadi berikut ini:
• Neutrofil granulosit: dengan nukleus
bersegmen, apabila dilakukan pewarnaan makan berwarna merah ungu, bagian plasma
berwarna merah muda bergranula kecil kecil lembut.
• Eusinofil granulosit: nukleus sering
menyatu dalam satu titik, plasma penuh dengan granula besar.
• Monosit: sel bedar dengan nukleus
besar dan padat berbentuk seperti ginjal.
• Limfosit: lebih kecil dari pada
monosit, plasma tidak bergranula, nukleus besar hampir memenuhi volume sel.
Differensial
Leukosit
Differensial leukosit terdiri atas
limfosit, monosit, dan neutrofil. Pengamatan differensial leukosit bertujuan
yaitu untuk mengetahui perbedaan presentase komponen sel leukosit. Limfosit
sebagai salah satu indikator pertahanan alami tubuh dan merupakan sistem
kekebalan non spesifik yang dapat melindungi tubuh dari serangan mikroba,
monosit berperan penting untuk memakan zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh
dan memberikan informasi tentang serangan penyakit kepada leukosit, sedangkan
neutrofil merupakan jenis sel darah putih yang juga berperan dalam mekanisme
pertahanan tubuh yang bekerja sebagai respon adanya infeksi dalam tubuh (Utami,
et al., 2013).
Limfosit berfungsi sebagai sel
penghasil antibodi, berbentuk bundar dengan sejumlah kecil sitoplasma tidak
bergranula. Limfosit berdiameter berkisar antara 8-12µm. sitoplasma berwarna
biru pucat, inti berbentuk bulat hingga oval (Abbas, et al., 2010). Monosit
berfungsi sebagai sel yang memfagosit zat-zat asing dalam tubuh. Monosit
berbentuk oval atau bundar, dengan diameter berkisar antara 6 - 15 mikron,
memiliki inti berbentuk oval (Dopongtonung, 2008). Neutrofil berfungsi sebagai
penghancur bahan asing melalui proses fagositik (Suhermanto, et al.,
2011).Jumlah neutrofil di dalam darah akan meningkat apabila diinfeksi bakteri.
Penulis
Husna Nabilla Rodhyansyah
Fpik Universitas Brawijaya Angkatan
2014
Publisher
Gery Purnomo Aji Sutrisno
Fpik Universitas Brawijaya Angkatan
2015
Daftar
Pustaka
Abbas, A.K., A. H. Lichtman and S. Pillai.
2010. Cellular and Molecular Immunology Sixth Edition. W. B. Saunders Company.
Philadelphia. 572p.
Andriyanto, S., Haririah., Y. Yulianti., S.
H. I. Purnomo., S. T. Astuti., Nurlaila., T. Samudro dan B. P . Priyosoeryanto.
2009. Deteksi E. tarda secara immunohistokimia pada ikan patin (Pangasius
pangasius). Indonesian Journal of Veterinary Science and Medicine. 1(1): 7-12.
Bujan, N., H. Mohammed., S. Balboa., J. L.
Romalde., A. E. Toranzo., C. R. Arias dan B. Magarinos. 2017. Genetic studies
to re-affiliate Edwardsiella tarda fish isolates to Edwardsiella piscicida and
Edwardsiella anguillarum species. Systematic and Applied Microbiology. xxx:
1-8.
Buller, N. B. 2014. Bacteria and Fungi from
Fish and Other Aquatic Animal: A Practical Identification Manual. Department of
Agriculture and Food Western. Australia. 881p.
Dopongtonung, A. 2008. Gambaran Darah Ikan
Lele (Clarias spp) yang Berasal dari Daerah Laladon-Bogor. SKRIPSI. Fakultas
Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 36 hlm.
Hartati, A.S. 2015. Peran Mikrobiologi dalam
Bidang Kesehatan. Penerbit Andi. Yogyakarta. 114 hlm.
Lubis, D. A., H. Syawal dan M. Riauwaty.
2014. Identifcation of pathogenic bacteria of tilapia (Oreochromis niloticus)
in Subdistrict Marpoyan Damai Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiwa (JOM) Bidang
Perikanan dan Ilmu Kelautan. 2(1): 1-8.
Narwiyani, S dan Kurniasih. 2011.
Perbandingan patogenitas Edwardsiella tarda pada ikan mas koki (Charassius
auratus) dan ikan celebes rainbow (Telmatherina celebensis). Jurnal Riset
Akuakultur. 6(2): 291-301.
Satyarini, W.H., Sukenda., E. Harris dan N.
B. P. Utomo. 2014. Pemberian fikosianin Spirulina meningkatkan jumlah sel
darah, aktivitas fagositosis, dan pertumbuhan ikan kerapu bebek juvenile.
Jurnal Veteriner. 15(1): 46-56.
Suhermanto, A., S. Andayani dan Maftuch.
2011. Pemberian total fenol teripang pasir (Holothuroidea scabra) untuk
meningkatkan leukosit dan diferensial leukosit ikan mas (Cyprinus carpio) yang
diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Jurnal Kelautan. 4: 49-56.
Sukenda., L. Jamal., D. Wahjuningrum dan A.
Hasan. 2008. Penggunaan kitosan untuk pencegahan infeksi Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp.
Jurnal Akuakultur Indonesis. 7(2): 159-169.
Utami, D. T., S. B. Prayitno., S. Hastuti dan Ayi Santika. 2013. Gambaran parameter hemaotologis pada ikan nila (Oreochromis niloticus) yang diberi vaksin DNA (Streptococcus iniae) dengan dosis yang berbeda. Journal of Aquaculture Management and Technology. 2(4): 7-20.
Post a Comment for "Bakteri Edwardsiella tarda; Klasifikasi, Morfologi, Infeksi, Gejala Klinis, Pertumbuhan dan Perkembangbiakan"