Definisi
Perifiton
Menurut Sigee (2005) dalam Yuhana et
al. (2011), perifiton merupakan semua mikroorganisme “seperti tumbuhan” atau
mikroflora yang hidup pada suatu substrat terendam air, termasuk di dalamnya
adalah alga mikroskopis, bakteri dan fungi. Mikro-invertebrata dan protozoa
yang merupakan mikroorgnisme “seperti hewan” meskipun ditemukan dalam komunitas
perifiton, namun tidak dianggap sebagai komponen penyusun perifiton. 29-64%
materi organik penyusun perifiton dengan substrat bambu adalah mikroalga,
sisanya terdiri atas organisme heterotrof termasuk fungi, yeast, protozoa dan
mikro-metazoa.
Perifiton adalah salah satu biota laut
yang berhabitat pada terumbuh karang. Perifiton hidup menempel pada substrat,
selain dapat menggambarkan kondisi kualitas perairan, perifiton juga berfungsi
sebagai pakan alami ikan dan ternak atau bahan baku pengolah limbah cair secara
biologi. Kelompok ini, tidak seperti bentos, tidak dapat menembus substrat
(Maghfirah, 2015).
Ciri-Ciri
Perifiton
Perifiton merupakan jasad yang dapat
hidup melekat pada permukaan daun lamun. Organisme perifiton mempunyai peranan
penting dalam penyedia produktivitas perairan, karena dapat melakukan proses
fotosintesis yang dapat membentuk zat organik dari zat anorganik. Organisme ini juga memanfaatkan nutrien
yang ada di ekosistem lamun. Beberapa
perifiton diantaranya ada yang berbentuk koloni, yang memiliki kemampuan
melekat pada permukaan substrat lebih baik daripada mikroalga lainnya. Diatom
perifiton merupakan indikator biologi yang baik untuk mengetahui tingkat
pencemaran yang terjadi pada suatu badan air (Novianti, 2013).
Menurut Agung (2015), bahwa Perifiton merupakan aufwuchs yaitu sekelompok
organisme (umumnya mikroskopis) yang hidup menempel pada benda atau pada
permukaan tumbuhan air yang terendam; tidak menembus subtrat; diam atau
bergerak dipermukaan subtrat tersebut. istilah aufwuchs dipergunakan secara
umum untuk seluruh organisme yang berasosiasi dengan permukaan padat tetapi
tidak sampai menembus subtrat tersebut. Komunitas perifiton umumnya terdiri
dari alga mikroskopis yang menempel, baik satu sel maupun alga benang terutama
dari jenis diatom, jenis alga Conjugales, Cyanophyceae, Euglena-phyceae,
Xanthophyceae dan Chryssophyceae.
Peranan
Perifiton di Perairan
Menurut Miller-Myers dan Virstein,
(2000) dalam Wibowo et al . (2014), organisme perifiton merupakan makanan utama
bagi invertebrata yang berasosiasi dengan padang lamun. Perifiton mengurangi
tingkat fotosintesis makrofita dengan menghalangi cahaya yang ada dan tingkat difusi
karbon anorganik. Perifiton dapat mengurangi tingkat fotosintesis 35 sampai 60
% dari tingkat fotosintesis lamun yang sehat. Penurunan intensitas cahaya yang
tersedia telah terbukti berkorelasi langsung dengan biomassa perifiton,
sehingga mengakibatkan terganggunya para tumbuhan lamun.
Menurut Maghfirah (2015), pada
perairan lotik (mengalir) alga perifiton lebih berperan sebagai produsen
daripada fitoplankton. Hal ini disebabkan karena fitoplankton akan selalu
terbawa arus, sedangkan alga perifiton relatif tetap pada tempat hidupnya. Alga
perifiton juga penting sebagai makanan beberapa jenis invertebrata dan ikan,
karena perifiton relatif tidak bergerak, maka kelimpahan dan komposisi
perifiton di laut dipengaruhi oleh kualitas air laut tempat hidupnya.
Jenis
Perifiton
Menurut Fitriani dan Maulana, (2015),
jenis perifiton yang ditemukan di daerah sungai Ray 17 terdapat 11 jenis
perifiton yang termasuk dalam 4 kelas, 5 ordo dan 8 famili meliputi Navicula
sp., Nitzschia sp., Pinnularia viridis, Synedra acus, Fragilaria capucina,
Rhizoclonium sp., Cladophora sp., Mougeotia sp., Gomphosphaeria sp.,
Merismopedia sp. dan Klebsormidium sp.. Kedalaman substrat perifiton yang
paling banyak ditemukan jenis perifiton yaitu 5 jenis adalah kedalaman 1,8 m
pada zona penduduk. Sedangkan kedalaman substrat perifiton yang sama sekali
tidak ditemukan jenis perifiton adalah kedalaman 0,3 m pada zona penduduk.
Jenis perifiton yang ditemukan pada
suatu peneitian kualitas perairan di Makassar ada 11 genus. Kesebelas genus
tersebut adalah perifiton yang bersifat autotrof yakni divisio Bacillariophyta
dengan 5 genus dan Chlorophyta dengan 5 genus serta Xanthophyta dengan 1 genus.
Genus perifiton untuk untuk divisio Bacillariophyta adalah Asterionella,
Amaphora, Frustulia, Navicula, Nitzchia. Genus perifiton untuk Chlorophyta
adalah Mikrospora, Mougeotia, Zygnema, Rhizoclonium, dan Closterium. Dan genus
Xanthophyta diwakili oleh Tribonema. Hal ini sejalan dengan teori yang
mengemukakan bahwa pada umumnya perifiton yang hidup di perairan terdiri dari
Bacillariophyceae (diatom), alga hijau berfilamen (Chlorophyceae), alga biru
berfilamen (Myxophyceae), bakteri atau jamur berfilamen, protozoa, dan rotifer
(tidak banyak pada perairan tidak tercemar), serta beberapa jenis serangga (Welch
1952 dalam Junda, 2013).
Kelimpahan
Perifiton + Rumus
Menurut Barus et al. (2013), salah
satu biota yang rentan terhadap perubahan kualitas air adalah perifiton dan
selanjutnya mempengaruhi biota lainnya pada ekosistem perairan tersebut.
Komunitas perifiton berpotensi sebagai indikator ekologis karena perifiton
berperan penting sebagai produsen utama dalam rantai makanan, dapat bertahan
pada perairan dengan kecepatan arus yang besar, dan kebanyakan jenis-jenis
perifiton dapat bersifat sensitif atau toleran terhadap pencemaran, baik
terhadap pencemaran organik maupun logam berat. kisaran suhu yang lebih tinggi.
Kecepatan arus dari suatu perairan akan mempengaruhi keberadaan perifiton dan
plankton yang terdapat didalamnya
Kelimpahan perifiton dan plankton dihitung dengan rumus ( APHA, 2005 ) :
Keterangan:
K : kelimpahan perifiton (ind/cm2) dan
plankton (ind/l)
N : jumlah perifiton /plankton yang
diamati
As : luas substrat yang dikerik (5x5
cm2) untuk perhitungan perifiton dan volume air yang disaring (l) untuk
perhitungan plankton
At : luas penampang permukaan SRC
(mm2)
Ac : luas amatan (mm2)
Vt : volume konsentrat pada botol
contoh (20 ml) untuk perhitungan perifiton dan volume konsentrat pada botol
contoh (30 ml) untuk perhitungan plankton
Vs : volume konsentrat dalam SRC (ml)
Menurut Simbolon et al. (2016),
kelimpahan perifiton berbeda-beda di perairan.
Perbedaan ini diakibatkan oleh adanya kecepatan arus. Pada aliran air
yang semakin deras dapat menyebabkan terlepasnya perifiton dari tempat
menempelnya. Selain itu, kelimpahan perifiton di perairan juga disebabkan oleh
interaksi antar jenis di dalam komunitas.
Menurut APHA (2005) dalam Simbolon et
al., (2016), kelimpahan perifiton dan plankton dihitung dengan rumus :
Keterangan:
K : kelimpahan perifiton (ind/cm2)
N : jumlah perifiton yang diamati
As : luas substrat yang dikerik untuk perhitungan perifiton (35 cm2)
At : luas penampang permukaan cover glass (1000 mm2)
Ac : luas amatan (1000 mm2)
Vt : volume Botol sampel (30 ml)
Vs : volume sampel yang diamati (1 ml).
Publisher
Gery Purnomo Aji Sutrisno S.Pi
Daftar
Pustaka
Agung, H. Y.,
Ruswahyuni dan Agung, S. 2015. Kelimpahan perifiton pada karang masif
dan bercabang di perairan pulau panjang Jepara. Diponegoro journal of maquares
management of aquatic resources. 4: 99-108.
Barus, S. L., Yunasfi dan A. Suryanti. 2014.
Keanekaragaman dan kelimpahan perifiton di perairan sungai Deli Sumatera Utara.
Jurnal Aquacoastmarine. 2(1): 139-149.
Firiani dan F. Maulana. 2015. Identifikasi
jenis perifiton sebagai penentu kualitas air di sungai Ray 17 kelurahan Berangas
Barat kabupaten Barito Kuala. Jurnal Pendidikan Hayati. 1(4): 44-49.
Junda, M., Hijriah dan Y. Hala. 2013.
Identifikasi perifiton sebagai kualitas air pada tambak ikan nila (Oreochromis
niloticus). Jurnal Bionature. 14(1) : 16-24.
Maghfirah. 2015. Analisi terumbu karang
buatan (TKB) dalam habitat perifiton menggunakan correspondence analysis dan
detrended correspondence analysis. Skripsi. Universitas Jember. 1-44.
Maghfirah. 2015. Analisi terumbu karang
buatan (TKB) dalam habitat perifiton menggunakan correspondence analysis dan
detrended correspondence analysis. Skripsi. Universitas Jember. 1-44.
Novianti M., N. Widyorini dan D.
Suprapto.2013. Analisis kelimpahan perifiton pada kerapatan lamun yang berbeda
di perairan pulau panjang, jepara. Journal Of Management Of Aquatic Resources.
2(3): 219-225.
Simbolon, C., M. B. Mulya dan Desrita. 2016.
Keanekaragaman perifiton di sungai belawan kecamatan Pancur Batu kabupaten Deli
Serdang provinsi Sumatera Utara. Jurnal
Aquacoastmarine. 11(1): 1-10.
Yuhana, N., A. Irianto dan H. Pramono. 2011.
Rekayasa mikroorganisme inisiator perifiton pada kolam budidaya ikan tilapia
dengan pemberian konsorsia mikroorganisme unggul. Jurnal Perikanan. 8(1):
13-21.
1. Plankton
ReplyDeletemenurut Nybakken plankton adalah suatu organisme yang hanyut bebas dan sangat lemah daya renangnya
plankton terbagi 2 yaitu fitoplaankton dan zooplankton mereka terdiri dari mikroorganisme tumbuhan dan hewan dengan kemampuan bergerak terbatas. namun ada juga yang memiliki kemampuan bergerak hingga mencapai jarak yang relatif jauh dibanding ukuran tubuhnya, disebut hetoplankton
2. Periphyton
organisme yang tersangkut atau melekat pada batang dan tumbuhan yang berakar atau ada juga yang bergerak lurus ke dasar (Odum,1971).
menurut webbel (1979) berdasarkan tipe subtrat yang di hinggapinya periphyton di klasifikasi sebagai berikut:
epilithic adalah periphyton yang menempel pada batu
epipelic adalah periphyton yang menempel pada permukaan sedimen
epiphitic adalah periphyton yang menempel pada permukaan daun atau batang tumbuhan
epizolic adalah periphyton yang menempel pada permukaan hewan
episamic adalah adalah periphyton yang menempel pada permukaan pasir
Komunitas perifiton yang memiliki sifat
ReplyDeletehidup menempel, lebih berperan sebagai produsen di
sungai, dibandingkan dengan fitoplankton. Hal
ini terjadi karena fitoplankton akan selalu terbawa
arus, sedangkan alga perifiton relatif tetap pada
tempat hidupnya. Dengan sifatnya yang menetap,
perifiton penting sebagai makanan beberapa jenis
invertebrata dan ikan(Niken, et al, 2017). Jadi pengalaman sy yg pernah praktek perifiton menempel di bebatuan dan substrat dan ga berpindah tempat, sedangkan plankton pergerakan dipengaruhi arus.
Mau nanya jadi perifiton itu makannya apa ya?
ReplyDeleteMenurut Sigee (2005) dalam Yuhana et al. (2011), perifiton merupakan semua mikroorganisme “seperti tumbuhan” atau mikroflora yang hidup pada suatu substrat terendam air, termasuk di dalamnya adalah alga mikroskopis, bakteri dan fungi. Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa makanan dari alga, bakteri dan fungi adalah bahan organik di perairan.
Delete