Ikan
layang (Decapterus) termasuk komponen perikanan pelagis yang penting di Indonesia
dan biasanya hidup bergerombol dengan ikat lain seperti lemuru (Sardinella sirm),
lembang (Sardinella fimbriala, S. perforala), kembung (Rastrelliger kanaguaa.
R. brachysoma), selar (Canax sp.) dan ekor kuning (Caerio sp.). Diperairan
Indonesia terdapat 5 tenis yang umum dijumpai yaitu Decapterus lajang, D.
russelli, D. macrosoma. D. kurroides dan D. maruadsi. Kelima jenis tersebut terdapat
pula di perairan Maluku (BURHANUDDIN et. al. 1983, WEBER & BEAUFORT 1931). Dalam
(Abdul Samad Genisa, 1998).
Klasifikasi Ikan Layang
Ikan layang
merupakan salah satu
hasil perikanan lepas
pantai yang terdapat di
Indonesia. Ikan ini
termasuk jenis pemakan zooplankton, hidup
di dekat permukaan laut
(pelagis) dan membentuk gerombolan
besar. Klasifikasi ikan layang
(Saanin 1984) adalah sebagai berikut:
Filum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Pisces
Subkelas
: Teleostei
Ordo
: Percomorphi
Sub
ordo : Percoidea
Famili
: Carangidae
Genus
: Decapterus
Spesies
: Decapterus sp
Morfologi Ikan Layang
Bagian punggung
ikan layang berwarna
biru kehijauan dan
bagian perutnya berwarna putih
perak sedangkan sirip-siripnya berwarna
kuning kemerahan. Bentuk tubuhnya
memanjang dan dapat
mencapai 30 cm.
Pada umumnya, rata-rata panjang
badan ikan layang
adalah 20-25 cm.
Ikan layang memiliki dua
sirip punggung, dua
sirip tambahan di
belakang sirip punggung kedua dan satu sirip tambahan di
belakang sirip dubur. Ikan layang memiliki sirip kecil (finlet)yang
merupakan ciri khas
dari genus Decapterus (Saanin 1984)
Decapterus
lajang : Dl I procumbent. VIII; D2 I. 31 - 34; A II, I. 27 - 30; P.22 panjangnya
sama dengan panjang kepala tanpa moncong (snout); 1.1.28 - 30 yang terlebar 0,2
tinggi 4,5; Moncong 3 x kepala; Rahang atas mencapai lengkung mata terdepan;
Dalam keadaan segar sirip berwarna merah jambu. Pada bagian belakang tutup insang
terdapat totol hitam, tubuh bagian atas berwarna hitam dan bagian bawah putih. Dalam
(Abdul Samad Genisa, 1998).
Decapterus
russelli : Dl I procemben, VII; D2 I, 30 - 32, A II; I, 24 - 27; P. 21 - 23, lebih
pendek dari panjang kepala; L1 40 yang terlebar 0,2 - 0.25 tinggi tubuhnya; Tinggi
tubuh mendekati 3,5 - 5.5; Kepala 3,4 - 3,5; Mata 3,6 - 4,0; Moncong 3x kepala;
rahang atas hampir mencapai lengkung mata terdepan. Ikan ini dalam keadaan
segar seluruh tubuhnya berwarna merah jambu, dan pada bagian belakang tutup
insang terdapat totol hitam. Dalam (Abdul Samad Genisa, 1998).
Decapterus
macrosoma : D1 procumbent VIII; D2 I, 32 - 35; A. II, I, 27 - 30; P. 22 -23, lebih
panjang dari kepala tanpa moncong; LI. 2 7 - 2 8 yang terlebar 0,15 – 0,2
tinggi tubuh; tinggi tubuh mendekati 4,8 – 5,5; Kepala 4; Mata 4; Moncong 3x
kepala; rahang atas tidak mencapai lengkung mata terdepan; Sirip-sirip berwarna
merah jambul kekuning-kuningan. Tubuh bagian atas kehijau-hijauan dan bagian
bawah putih, dan bagian belakang tutup insangnya bertotol hitam. Dalam (Abdul
Samad Genisa, 1998).
Decapterus
kurroides : Dl I procumbent, VIII; D2 I, 29; A. II, I. 23; P 20 – 21, sama dengan
atau lebih sedikit lebih panjang dari kepala; LI. 30 yang terlebar 0,18 - 0,25 tinggi
tubuh; Tinggi tubuh mendekati ± 5,33; Kepala 4.50; Mata 4.50; Moncong 3,05-3,1x
kepala; Rahang atas berakhir dibawah lengkung mata terdepan; Sirip berwarna merah
jambu, tubuh bagian atas hijau dan bagian bawah putih. Dalam (Abdul Samad
Genisa, 1998).
Decapterus
maruadsi : Dl I procumbent, VIII; D2 I, 32 - 35; A. II, 1, 2. 27 - 30; P. 22 - 23,
sedikit lebih panjang dari kepala tanpa moncong; LI 28 - 30 terlebar 0,15 - 0,2
tinggi tubuh; Tinggi tubuh 4,0 - 4,2; Kepala 3,9 – 4,0; Mata 3,9 – 4,0; Moncong
3,76x kepala; Rahang atas hampir mencapai lengkung mata terdepan; Tubuh bagian
atas berwarna hijau gelap bagian bawah putih, dan di tengah tubuhnya terdapat
sirip memanjang yang berwarna kuning. Bentuk umum serta bagian-bagian tubuh
ikan layang Decapterus spp. Dalam (Abdul Samad Genisa, 1998).
Habitat Ikan Layang
Daerah
sebaran ikan layang sangat luas, yaitu di perairan tropis dan subtropis. Sebagian
besar populasi ikan ini terdapat di Samudera Atlantik bagian utara sampai ke Cape
Cod dan sebelah selatan sampai keBrasilia. Di wilayah Indo-Pasifik ikan ini tersebar
antara Jepang di bagian utara dan pantai Natal di bagian selatan. Menurut HANDENBERG
(1937), di laut Jawa ikan ikan tersebar mengikuti pergerakan salinitas dan
persediaan makanan yang sesuai dengan hidupnya. Penyebaran kelima jenis ikan layang
marga Decapterus baik di perairan lndonesia maupun di mancanegara :
Decapterus
lajang : Indonesia : Laut Jawa (termasuk Selat Sunda, Selat Madura dan Selat
Bali), Selat Makasar, Ambon dan Ternate. Mancanegara : Sebelah timur di
samudera Hindia, termasuk Afrika Selatan. Sebelah utara di Filipina Pulau-pulau
Bonin dan Jepang (Weber & BEAUFORT 1931, TIEWS et al. 1968). Dalam (Abdul
Samad Genisa, 1998).
Decapterus
russelli : Indonesia : Laut Jawa, Sulawesi. Selayar, Ambon, Selat Makasar,
Selat Bali, Selat Sunda dan Selat Madura. Mancanegara : Jenis ikan ini tersebar
luas di daerah lndo-Pasifik, mulai dari laut Merah dan pantai timur Afrika
Selatan terus ke Aden, Sekotra, Zanzibar, Madagaskar, Arab Selatan, Malaysia,
ke arah utara sampai ke Filiphina. Pulau-pulau Riu Kiu dan Jepang (WEBER &
BEAUFORT 1931). Dalam (Abdul Samad Genisa, 1998).
Decapterus
macrosoma : Indonesia : Selai Bali, Laul Banda, Ambon, Selat Makassar dan
Sangihe. Mancanegara : Pantai Natal, Filiphina, Formosa, Pulau-pulau Bonin, Riu
Kiu, pantai selatan Jepang dan Australia (WEBER & BEAUFORT 1931). Dalam
(Abdul Samad Genisa, 1998).
Decapterus
kurroides : Indonesia : Pelabuhan Ratu, Labuhan, Muncar, Bali dan Aceh. Mancanegara
: Filiphina, Jepang dan Taiwan, timur India (TIEWS et al. 1968). Dalam (Abdul
Samad Genisa, 1998).
Decaplerus
maruadsi : Indonesia : Jenis ini tertangkap di Pulau Banda. Mancanegara : Papua
Nugini dan Hawaii (MUNRO, 1955, 1967). Dalam (Abdul Samad Genisa, 1998).
lkan
layang adalah jenis ikan yang hidup dalam air laut yang jernih dengan salinitas
tinggi. Ikan ini berasal dari perairan bebas dan bersifat pelagis, karena itu
Laut Jawa bukanlah merupakan "fishing ground yang tetap sepanjang tahun,
tetapi suatu wilayah migrasi (HANDERBERG 1937; SOEMARTO 1958). Selanjutnya
dikatakan oleh HANDENBERG (1937), bahwa ikan layang bersifat
"stenohalina" hidup di air Laut yang bersalinitas tertentu yaitu
antara 32-33‰, sehingga dalam kehidupannya dipengaruhi oleh musim dan ikan ini
selalu bermigarasi musiman. Dalam (Abdul Samad Genisa, 1998).
Ikan
layang muncul di permukaan karena di pengaruhi oleh migrasi harian dari organisme
lain yang terdapat di suatu perairan. Pada siang hari gerombolan-gerombolan
ikan bergerak kelapisan atas. Perpindahan tersebut disebabkan oleh adanya
perpindahan masal dari plankton nabati yang diikuti oleh plankton hewani dan
binatang-binatang yang lebih besar termasuk ikan (ASIKIN, 1971). Dalam (Abdul
Samad Genisa, 1998).
Menurut
HANDENBERG (1937), migrasi ikan layang di perairan Indonesia mempunyai hubungan
dengan pergerakan massa air laut walaupun secara tidak langsung. Selama musim timur
sedang berlangsung air yang bersalinitas tinggi mengalir dari Laut Flores dan
dari Laut Pasifik melalui Selat Karimata dan Selat Sunda. Pada permulaan ikan
layang yang
masih
kecil yang berasal dari Laut Flores bermigrasi ke barat dan sesampainya di Pulau
Bawean ikan ini sudah dewasa. Dalam migrasi ini mereka memijah. Pada puncaknya musim
timur pada bulan-bulan JuniSeptember terdapat banyak ikan layang di Laut Jawa. Dalam
(Abdul Samad Genisa, 1998).
VEEN
(1953) mengatakan bahwa lndonesia terletak di daerah tropis mengenal dua musim
yaitu musim barat atau musim penghujan, biasanya antara bulan Oktober - bulan Maret
dan Musim timur atau musim kemarau antara bulan Juni - September. Dalam (Abdul
Samad Genisa, 1998).
Pada
musim timur air laut Flores yang salinitas tinggi antara 33,5 – 34,4 ‰, masuk
ke Selat Makassar bersalinitas 33‰ dan campuran ini mengalir ke Laut Jawa yang bersalinitas
rendah. Oleh karena itu campuran ini maka sesampainya di Kepulauan Seribu arus
ini terbagi ketiga jurusan, yaitu ke Selat Gaspar, Selat Karimata dan Selat
Sunda. Dalam (Abdul Samad Genisa, 1998).
SOEMARTO
(1958), mengatakan bahwa pada musim timur ikan layang dari Laut Flores masuk ke
Laut Jawa dan banyak ikan tertangkap di Pulau Bawean, Kepulauan Karimun Jawa,
di perairan Pekalongan, Tegal dan Cirebon. Ikan layang yang masuk ke Laut Jawa
dari Laut Flores pada waktu musim timur disebut ikan layang timur. Dalam (Abdul
Samad Genisa, 1998).
Pada
musim barat, ikan layang dari Samudera Indonesia dengan mengikuti arus laut melewati
Selat Sunda masuk ke Laut Jawa, dan ikan layang ini disebut ikan layang barat.
Pada musim barat ikan layang yang tertangkap di pantai utara Jawa merupakan
ikan layang campuran yaitu ikan layang barat dan ikan layang timur. Dalam
(Abdul Samad Genisa, 1998).
Menurut
SOEMARTO (1958). selama musim kemarau ikan layang timur menyebar ke arah barat
dan pada waktu musim hujan akan kembali ke arah timur. kemungkinan pada musim
hujan ikan layang barat dan ikan layang timur batas penyebarannya bercampur
pada waktu dan daerah tertentu, sehingga ikan layang timur yang kembali ke arah
timur pada waktu musim hujan disebut ikan layang barat. Dalam (Abdul Samad
Genisa, 1998).
Selain
group ikan layang timur dan ikan layang barat kemungkinan di perairan laut Jawa
masih ada group ikan layang lainnya yaitu ikan layang utara. Ikan layang ini
pada bulan Desember - Maret mengikuti arus laut Cina Selatan masuk ke Laut Jawa
melalui Selat Gaspar dan Selat Karimata. Ikan layang yang berasal dari Laut
Cina Selatan disebut ikan layang utara. Akan tetapi ikan layang ini di
kepulauan Seribu dan Teluk Jakarta tidak pernah tertangkap. Karena ada suatu
daerah perairan yang bersalinitas rendah sehingga menghalangi group ikan layang
utara untuk bermigrasi ke pesisir pantai utara Jawa (SOEMARM, 1958). Dalam
(Abdul Samad Genisa, 1998).
Ikan
layang selain melakukan migrasi musiman, karena kebiasaan hidupnya sangat peka terhadap
salinitas rendah, juga ikan layang setiap harinya melakukan migrasi yaitu disebut
migrasi harian. Ikan layang melakukan migrasi harian karena di pengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu, yang secara tidak langsung jenis pakannya
itu dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari (HELA & LAEVASTU 1961). Dalam
(Abdul Samad Genisa, 1998).
Tingkah Laku Ikan Layang
Tingkah
Laku Ikan PARRIS (dalam WIDJOJO 1966). menyatakan bahwa pada umumnya ikan pelagis
sangat aktif dan dapat berenang sangat cepat, susunan pendengaran dan pengelihatannya
baik. Daya pengelihatan yang dominan ini, sangat diperlukan oleh ikan-ikan
tersebut untuk memilih makanannya. Dalam (Abdul Samad Genisa, 1998).
Menurut
HELA & LAEVASTU (1961), pada umumnya ikan pelagis naik ke permukaan sebelum
matahari terbenam dalam kelompok besar. Sesudah matahari terbenam ikan ini menyebar
dan menuju tempat yang lebih dalam. Dan selanjutnya dikatakan pula olehnya bahwa
ikan pelagis jenis Sardinella sirm sangat aktif pada waktu pagi dan sore hari.
Sedangkan pada waktu siang hari berada sekitar 30 meter dibawah permukaan air
laut. Perilaku ini sama halnya dengan kelakuan ikan layang dan diduga bahwa
pergerakan ikan tersebut mengikuti pergerakan planktonplankton yang merupakan
makanannya yang mana plankton-plankton pada waktu siang hari turun ke bawah
menjauhi permukaan laut (WIDJOJO, 1966). Dalam (Abdul Samad Genisa, 1998).
Kelompok
besar ikan layang selalu bergerak dibawah bayang-bayang dari benda yang mengapung
di laut untuk perlindungan (SOEMARTO, 1963). Dijelaskan pula oleh WIDJOJO (1966).
bahwa ikan layang dalam kelompok besar, pada waktu pagi dan sore hari aktif makan
disekitar bayang-bayang rumpon. Rumpon ini merupakan tempat berlindung dari
serangan ikan-ikan buas. Dalam (Abdul Samad Genisa, 1998).
SOEPANTO
(1969), mengatakan bahwa penangkapan ikan disekitar rumpon yang ditanam di
perairan pantai utara Jawa Tengah, terutama ditujukan untuk penangkapan ikan
layang. Selain itu tertangkap pula ikan lemuru (Sardinella sirm), kembung
(Rastrelliger kanagurta, R. branchysoma) dan Selar (Caranx sp.). Dalam (Abdul
Samad Genisa, 1998).
Penulis
Gery
Purnomo Aji Sutrisno, S.Pi
Daftar Pustaka
Abdul Samad
Genisa. 1998. Beberapa Catatan Tentang Blologi Ikan Layang Marga
Decapterus.Jurnal Oseana, Volume Xxiii, Nomor 2, 1998 : 27 – 36
Ikan Layang https://docplayer.info/32406848-Bab-ii-tinjauan-pustaka-2-1-klasifikasi-dan-deskripsi-ikan-layang-decapterus-sp.html
Post a Comment for "Ikan Layang; Klasifikasi, Morfologi, Habitat, Tingkah Laku"