Pemberian antibiotika merupakan
pengobatan utama dalam penyakit infeksi. Manfaat penggunaan antibiotik tidak
perlu diragukan lagi, akan tetapi penggunaannya yang berlebihan akan diikuti
dengan munculnya bakteri kebal antibiotik, sehingga manfaatnya akan berkurang.
Resistensi bakteri terhadap antibiotik, terlebih lagi multidrug resistance
merupakan masalah yang sulit diatasi dalam pengobatan. Akibat pemakaian
antibiotik yang kurang tepat dosis, macam dan lama pemberian sehingga bakteri
berubah menjadi resisten (Negara, 2014).
Menurut Khomarudin dan Slembrouck
(2005), antibiotik tidak pernah digunakan untuk pencegahan, antibiotik
diberikan kepada ikan untuk mengontrol penyakit yang disebabkan bakteri melalui
injeksi, perendaman atau pencampuran obat dengan pakan. Penting untuk diketahui
bahwa bakteri bersifat peka terhadap antibiotik, bakteri menjadi resisten
terhadap obat apabila terapi antibiotik tidak diberikan dengan takaran yang
tepat dan waktu yang semestinya. Masalah ini dapat dihindari dengan,
pertama-tama mengidentifikasi spesies bakteri dan kemudian lakukan test
kepekaan pada antibiotik sebelum menentukan dan menggunakan obat. Akan tetapi,
untuk memperoleh hasil-hasil demikian memerlukan waktu 6 – 8 hari.
Macam
Antibiotik
a) Chloramphenicol
Kloramfenikol memiliki efektivitas
antibiotik yang tergolong sangat kuat dalam menghambat bakteri uji.
Kloramfenikol merupakan penghambat yang kuat terhadap sintesis protein pada
mikroorganisme. Mekanisme penghambatannya yaitu dengan cara memblokir ikatan
asam amino pada rantai peptide yang mulai timbul pada unit 50S ribosom dengan
mengganggu kerja peptidyl transferase. Peristiwa tersebut mengakibatkan proses
pertumbuhan dari mikroorganisme terganggu (Lubis, et al., 2016).
b) Ampicilin
Antibiotik ini hanya dapat menghambat
beberapa jenis bakteri saja. Bakteri dikatakan sensitif terhadap ampisilin jika
memiliki diameter zona hambat 17 mm, intermediate jika mampu membetuk zona
hambat 12-14 mm dan dikatakan resisten jika zona hambat yang terbentuk berdiameter
12mm (Walewengko, 2015).
c) Tetracycline
Tetracycline bersifat bakteriostatik
dengan jalan menghambat sintesis protein. Sintesis protein berlangsung dalam
beberapa tahap, salah satunya adalah tahap translasi. Translasi dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Proses inisiasi inilah
yang dimediasi oleh aminoasil-tRNA yaitu memulai pembacaan kode genetik pada
sintesis protein. Mekanisme kerja tetracycline adalah dengan menghambat
masuknya aminoasil-tRNA ke aseptor pada kompleks m-RNA. Hal ini dilakukan
dengan cara mengikat sel ribosom bakteri sehingga t-RNA tidak menempel pada
ribosom yang mengakibatkan tidak terbentuknya asam amino di ribosom (Herawati,
et al., 2017).
Antibiotik yang dapat digunakan untuk
pengobatan ikan terinfeksi penyakit ada beragam jenis. Antibiotik yang sering
digunakan pada budidaya sudah banyak bersifat resisten, sehingga menteri
kelautan memberi kebijakan dengan adanya undang-undang tentang obat ikan yang
berisi beberapa obat keras yang diperbolehkan, obat keras yang dilarang, dan
obat bebas terbatas. Jenis obat keras yang diperbolehkan antara lain: jenis
tetrasiklina, makrolida, kuinolon, anthelmentik, zat pewarna (methylene blue,
acriflavine, dan lain-lain), hormon (GnRH, LHRHa, HCG), dan vaksin. Jenis obat
keras yang dilarang antara lain: jenis amfenikol, nitromidazole, nitrofuran,
makrolida, polipeptida, dan lain-lain. Jenis obat bebas terbatas antara lain:
desinfektan, antiseptik, dan lain-lain (KEPMEN-KP, 2014).
Penulis
Mia Surantika Devi
Fpik Universitas Brawijaya Angkatan
2014
Publisher
Gery Purnomo Aji Sutrisno
Fpik Universitas Brawijaya Angkatan
2015
Daftar
Pustaka
Herawati, L., P. R. Noviyandri, A. I.
Nasution. 2017. Pengaruh ekstrak buah timun suri (Cucumis sativus L.) sebagai
antibakteri alami dalam menghambat pertumbuhan Enterococcus faecalis. Journal
Caninus Denstistry. 3(2): 111-116.
Lubis, F., D. Suryanto, Yunasfi. 2015. Uji
efektivitas antimikroba ekstrak daun
sirsak (Annona muricata L.) terhadap bakteri Aeromonas hydrophila,
Edwarsiella tarda dan fungi Saprolegnia sp. Jurnal Perikanan dan Kelautan.
7(2): 1-9.
Walewengko, G., V. 2015. Uji resistensi
bakteri escherichia coli yang di isolasi dari plak gigi menggunakan merkuri dan
ampisilin. Jurnal e-Biomedik (eBm). 3(1): 118-124.
Post a Comment for "Macam Antibiotik Ikan; Chloramphenicol, Ampicilin, Tetracycline"