Menurut Kafilzadeh et al. (2013), sampel darah diambil dari
vena caudal dengan jarum suntik heparinized. Selanjutnya darah ditransfer ke
tabung mikro 1,5 ml. Sampel darah disentrifugasi (3000 rpm selama 10 menit) dan
serum darah dipisahkan.
Darah
dikumpulkan dari pembuluh vena pada sirip caudal dengan mengukur 23 jarum
suntik plastik. Lapisan darah yang tipis dibuat dari darah yang dikumpulkan
dengan cara mengoleskan/ menggeser cover glass yang diberi tetesan darah pada
obyek glass secara searah . Darah yang telah dioleskan dibiarkan pada suhu
ruangan dan kemudian diberi larutan methanol. Darah yang telah kering kemudian
diteliti dengan memasangnya dalam mikroskop elektronik dengan perbesaran 10x40(Omeji et al.,2013).
Darah (0.1ml) diamati
pada sebuah mikroskop kaca bebas lemak langkahnya yaitu dengan menggeser kaca
penyebar ke darah yang diteteskan pada obyek glass. Untuk menghasilkan lapisan
darah yang tipis, dibuat dengan mendorong kaca penyebar maju dengan cepat dan
lancar. Ini dilakukan pada permukaan yang kering dan sejuk, agar mudah untuk
mengeringkan darah. Kemudian ditetesi dengan methanol dan kemudian diwarnai
dengan zat warna Field A dan B. Penggunaan mikroskop dilakukan pada pembesaran
10x, 40x (Arinze et al., 2014).
Film darah bias
dilakukan pada semua ikan. Pada perlakuan film darah awalnya ikan disimpan di
akuarium sampai benar-benar siap buat pengamatan.Untuk memperoleh ikan
terinfeksi atau tidak diperlukan larutan methanol dan giemsa. Sampel darah diambil
dari ikan yang terkena infeksi lalu sampel dicairkan pada suhu kamar.
Selanjutnya diamati menggunakan mikroskop (Ferreira wt al.,2013).
MenurutCampbell (2015),
sampel film darah setelah disiapkan harus segera dikeringkan. Tujuannya agar
tidak persentuhan langsung dengan udara. Namun kelembapan juga diperlukan agar
tidak terjadi pengeringan secara artefak karena akan merusak struktur sel.
Sampel darah harus diberi label yaitu identifikasinya dan tanggalnya.
Pemeriksaan sampel darah
bisa menggunakan perbesaran lensa 10-20 kali atau dengan 100 kali agar
hasilnya terlihat apakah rendah atau tinggi.
Menurut Erhunmwunse
(2013), setelah
sampling, ikan ditempatkan kembali di tempat
penampungan air tawaruntuk proses pemulihan. Setelah proses pengambilan sampel darah,
sampel darah diproses menggunakan mikroskop.Langkah-langkah
sebagai berikut: pada mikroskop cahaya, setelah sampel darah di smear kemudian sampel darah ditetesi
dengan metanol dan tunggu selama 3 menit pada suhu kamar atau dengan uap
formalin pada 37 ° C selama 1 jam. Kemudian, diwarnai dengan 10%
Giemsadi PBS, hematoxylin-eosin atau PAS. Sampeldarah
kemudian diperiksa dandifoto di bawah mikroskop.
Proses
pembuatan film darah pada ikan membutuhkan ketelitian. Ekstrak daun quince juga
dapat membantu untuk mengembalikan struktur darah yang rusak. Pembuatan film
darah dilakukan dengan metode smear. Saat darah diproyeksikan terihat permukaan
darah tidak beraturan. Dalam hal ini, darah ikan lele (Clariasgariepinus) akan
berubah eritrositnya jika terkena paparan sinar UVA(Sayed et al 2013).
Darah
yang diambil pada saat pembuatan film darah dapat diambil darah dari caudal
peduncle. Darah yang telah diteteskan pada object glass kemudian dilakukan
metode smear. Setelah itu ditetesi larutan methanol, dan ditunggu kering selama
10 menit. Setelah itu diberi larutan giemsa pada object yangakan diamati. Setelah diberi larutan
giemsa amati pada mikroskop dengan perbesaran 10 kali(Sayed et al.,2015).
Antikoagulan darah untuk analisis
hematologi harus diproses dalam
waktu yang disarankan
(4 jam) untuk menghindari hasil
yang mungkin tidak valid. Penelitian ini
menegaskan bahwa, penyimpanan EDTA
sampel darah antikoagulan
pada 4 - 80
C selama
empat hari periode
(72hrs) menyebabkan beberapa perubahan yang luar biasa dalam morfologi eritrosit serta kerapuhan osmotik
mereka. Dari temuan morfologi, film tipis yang disiapkanakan bernoda
dalam waktu empat
jam dari koleksi
sampel umumnya karena
muncul normochromic normositik. Ini
menegaskan bahwa analisis langsung sampel mengurangi perubahan
dalam sampel yang dapat disalah artikan sebagai patologis temuan(Antwi-Baffour et al., 2014).
Menurut Shahi
(2013), sample darahikan yang digunakan dapat diambildari
caudal peduncle, dorsal aorta,anal, ventral, pectoral danlinealateralis .
Kemudian sample darahikanleledumbo (Clariasgariepinus) diratakandenganmetode
smear di atasobjek glass. Sebelum dilakukan metode smear, sample darah di
homogenkan dengan larutan antikoagulanbuatan ( Na-sitrat, EDTA, Na Fisatau
heparin) yang diletakkan di dalam tube dengan konsentrasi 1,5 ml. Metode film
darah tipis memerlukan pengeringan dan fiksasi denganlarutan methanol. Objek
glass dilumuri dengan larutan giemsa dan diamati di bawah mikroskop
binokulerdengan perbesaran 100x di bawah lensa objektif.
Sampel
darah yang telah disiapkan dengan metode smear untuk setiap perlakuan dibiarkan
kering pada suhu ruang. Setelah kering difiksasi dengan metanol selama 5-8
menit. Selanjutnya diwarnai dengan pewarna giemsa. Pemeriksaan sampel darah
dilakukan di bawah mikroskop (MagnusMLX-Tr, India) pada pembesaran 1000x.
Kemudian didokumentasikan hasil pengamatan menggunakan kamera digital( Maqboo et al., 2014).
Menurut Brum et
al.(2016), smear pada sampel darah dibuat rangkap dan diwarnai dengan May
Grünwald-Giemsa Wright. Untuk koleksi sampel, diambil dari ikan pada
masing-masing akuarium. Darah yang terkumpul disimpan semalam di 4 ° C selama
koagulasi. Setelah darah menggumpal disentrifugasi pada 1400g selama 10 menit.
serum aliquoted dan disimpan pada-20 ° C untuk analisis lebih lanjut. Sampel
darah yang diperoleh dengan antikoagulan (untuk hemogram dan fagositosis)
disimpan terpisah sedangkan sampel yang dikumpulkan tanpa antikoagulan, untuk
koleksi serum.
Menurut Preston et al.(2013), Sampel darah disiapkan dengan mengambil darah pada pangkalekor. Kemudian darah yang telah diambil diteteskan pada slide kaca dengan metode smear. Sehingga memungkinkan terjadi pengeringan selama 10 menit sebelum difiksasi dengan 100% metanol. Kemudian sample darah ditetesi dengan 6% Giemsa. Kemudian diamati dibawah mikroskop dengan graticule 1 mm dan pada interval 1μm.
Hasil untuk analisis hematologi, hewan-hewan itu dibius dengan benzocaine
(3%).Darah diambil padabagian ekor, dengan bantuan jarum suntik yang sebelumnya
sudah sisterilisasi. Darah spesimen diuji untuk jumlah eritrosit (RBC),
hematokrit (Ht) dan hemoglobin tingkat (Hb). Smear pada sampel darah dibuat dengan menggunakan aliquots darah yang
sama kemudian diwarnai dengan Giemsa. Pewarna Giemsa digunakan untuk menghitung
jumlah total leukosit (WBC) dan untuk setiap jenis leukosit (Limfosit,
neutrofil, basofil, eosinofil dan monosit) danjumlahtrombosit( Franca et
al.,2013).
Menurut Prasad et
al.(2013), Metode
smear pada pewarnaan giemsa dibagi menjadi dua yaitu smear tebal dan tipis.
Smear tipis digunakan untuk menilai tingkat infeksi. Spesimen diwarnai dengan
Giemsa, yang menyatakan parasit dengan cara yang berbeda. Giemsa stain
digunakan untuk membedakan morfologi sitoplasma, trombosit, sel darah merah,
sel-sel darah putih dan parasit. Giemsa merupakan pewarnaan asam nukleat dan
karena itu komponen-komponen yang mengandung asam nukleat, yaitu parasit, sel
darah putih dan trombosit, yang disorot dalam warna ungu kebiruan. Sel darah
merah biasanya berwarna sedikit merah muda. Cincin dari trofozoit memilikil
warna biru pucat.
Publisher
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
Daftar Pustaka
Antwi-Baffour,S.,
E. Quao, R. Kyeremeh, S.A.
Mahmood.2014. Prolong storage of
blood in EDTA has an effect on the morphology and osmotic fragility of erythrocytes.
International Journal of Biomedical Science and Engineering. 1(2): 20-23.
Arinze,U., F. Sikokiand S.Nzeako. 2014.
Endoparasitaemia of ChrysichthysNigrodigitatus in a Tidal Freshwater Body in
the Niger Delta, Nigeria. International Journal of Scientific Research in
Environmental Sciences. 2(7) : 250-260.
Brum, A., S.A. Pereira, M.S.Owatari, E.C.Chagas, F.
C.M.Chaves, J.L. P.Mouriño and M. L. Martins. 2016. Effect of dietary essential
oils of clove basil and ginger on Nile tilapia (Oreochromisniloticus) following challenge withStreptococcusagalactiae.
Aquaculture 468 :235–243.
Campbell, T.W. 2015.Evaluation of the
BloodFilm.Veterinary Clinics of North America: Exotic Animal Practice.18 (1) :
703 : 721.
Erhunmwunse, N.O and M.O. Ainerua. 2013.
Characterization of some blood parameters of african catfish (Clariasgariepinus).
American-Eurasian Journal of Toxicological Sciences. 5 (3): 72-76.
Ferreira, M.L. and A. Avenan_tOldewage 2013.Selected
haematological changes in Clariasgariepinus(Burchell, 1822) infected with a
Trypansosoma sp. from the Vaal Dam, South Africa.Onderstepoort Journal of
Veterinary Research. 80(1) :572, 3 pages.
França,J.
G., M. J. T. Ranzani-Paiva, J.V. Lombardi, S.D.Carvalho, F.Filipak-Neto and
C.A. Oliveira-Ribeiro.2013.Toxic effect of potassium permanganate on
Oreochromisniloticus based on hematologicalparameters and biomarkers of
oxidative stress. International Journal of Fisheries and Aquaculture. 5( 1) :
1-6.
Kafilzadeh, R., S. Y.
Mousavi and M. J. Baboli. 2013. Effects
of Saccharomyces cerevisiae (Saccharomycetes: Saccharomycetaceae) on Astronotus
ocellatus as growth promoter and immuno stimulant. International Journal of Bioflux Society.
6(6) : 587-598
Omeji, S., S.G. Solomon AndUloko, C. 2013. Comparative
Study On The Endo-Parasitic Infestation In ClariasGariepinus Collected From
Earthen And Concrete Ponds In Makurdi, Benue State, Nigeria.IOSR Journal of
Agriculture and Veterinary Science (IOSR-JAVS). 2(1) : 45-49.
Prasad,K.,J.Winter, U.M.Bhat, R. V.Acharya and
G.K.Prabhu. 2013. Image Analysis Approach for Development of a Decision Support
System for Detection of Malaria Parasites in Thin Blood Smear Images. J Digit
Imaging.25:542–549.
Preston, A. C., J. F. Taylor, B. Craig, P.Bozzolla, D.
J. Penman and H.Migaud. 2013. Optimisation of triploidy induction in brown trout
(SalmotruttaL.). Aquaculture.160–166.
Sayed,
A. El-Din H., R.M.Zakib,
A.M.K. El-Deanb,A.Y.
Abdulrazzaq. 2015. The biological
activity of new
thieno [2,3-c] pyrazole
compounds as anti-oxidants against
toxicity of 4-nonylphenol
in
Clariasgariepinus.Toxicology
Reports. 2:1445–1453.
Sayed, A.H.,
H.S. Abdel-Tawab , S.S.A.
Hakeem, I.A. Mekkawy. 2013. The protective role of quince leaf extract against the adverse impacts
of ultraviolet-A radiation on some tissues ofClariasgariepinus(Burchell, 1822).
Journal of Photochemistry and Photobiology B: Biology. 119:9–14.
Shahi, N., A.R. Yousuf, M.I. Rather, F. Ahmadand T. YaseeN. 2013. First report of blood parasites in fishes from Kashmir and their effect on the haematological profile.Open Veterinary Journal. 3(2): 89-95.
Post a Comment for "Darah Ikan; Film Darah, Pengambilan Darah (Fisiologi Hewan Air)"