1.
PARAMETER FISIKA
1. Suhu
Prosedur:
Thermometer dimasukkan ke dalam perairan sekitar 10 cm
dan posisi
membelakangi cahaya, ditunggu sampai 2-3 menit sampai air
raksa dalam thermometer menunjukan atau berhenti pada skala tertentu.
Kadar Optimum:
28◦C - 32◦C.
2. Kecepatan arus
Prosedur:
Current metter konvensional diletakkan didekat inlet pada
perairan,
kemudian dinyalakan stopwatch lalu botol dibiarkan
mengikuti aliran air hingga tali raffia merenggang. Kemudian dicatat waktu dan
dihitung nilai kecepatan arusnya.
Rumus:
V=S/t
V : Kecepatan arus (m/s)
S : Panjang tali
t : Waktu
Kadar optimal:
-
3. Kecerahan
Prosedur:
Perlahan secchi disk dimasukkan ke dalam air hingga
tampak buram
pertama kali dan catat kedalamannya sebagai D1 kemudian
secchi disk
diturunkan hingga tidak tampak. Setelah itu diangkat
sampai nampak pertama kali dan catat kedalamannya sebagai D2. Kecerahan dapat
diukur menggunakan rumus :
Rumus:
Kecerahan=(D1+D2)/2
D1 : Kedalaman ketika tidak kelihatan pertama kali.
D2 : Kedalaman ketika kelihatan pertama kali.
Kadar optimal:
-
4. Kedalaman air
Prosedur:
Mengukur kedalaman perairan dapat menggunakan alat Secchi
disk depthatau dengan tongkat skala yang dapat menampilkan kondisi perairan.
Perlahan tongkat berskala dimasukkan dalam perairan, kemudian catat kedalaman
perairannya hingga batas air permukaan dari dasar perairan.
Kadar optimal:
-
5. Warna perairan
Prosedur:
Amati warna perairan secara langsung, kemudian catat
sesuai dengan
hasil yang diamati. Hijau pekat disebabkan blooming plankton
dari kelas Chlorophyta (alga hijau),
warna air menjadi merah (red tide) dapat disebabkan oleh plankton dari kelas Rhodophyta (alga merah) seperti Gimnodinium sp. dan warna air menjadi
coklat keemasan biasanya disebabkan oleh blooming fitoplankton dari kelas Chrysopyta.
6. Substrat
Perairan
Prosedur:
Amati substrat dasar perairan dan terntukan jenis
substrat perairan
tersebut. Harus diambil tanah didasar perairan lalu
dibawa ke permukaan untuk diamati. Substrat ini dapat berupa lumpur,
pasir, atau batu.
2.
PARAMETER KIMIA
1. Derajat Keasaman
(pH)
Prosedur:
pH paper dimasukkan ke dalam air, ditunggu sampai ±10
menit. PH paper diambil dan dibandingkan dengan pH standart yang terdapat pada
kotak pH paper (catat nilai pH). Jika tidak terdapat pH paper maka dapat
menggunakan alat pH meter.
Kadar optimal:
a. pH 5,5-6,5 (tidak produktif)
b. pH 6,5-7,5 (masih produktif)
c. 7,5-8,5 (produktifitas tinggi)
d. lebih dari 8,5 (tidak produktif)
2. Oksigen Terlarut
(DO)
Prosedur:
a. Ukur dan catat volume botol DO yang akan digunakan.
b. Masukkan botol DO ke dalam perairan yang akan diukur
oksigennya secara perlahan-lahan dengan posisi miringdan usahakan jangan sampai
terjadi gelembung udara. Kemudian masukkan botol DO ke dalam ke dalam air, bila
botol telah penuh baru ditutup (penutupan dilakukan didalam air).
c. Kemudian bukalah tutup botol yang berisi sampel,
tambahkan 2 mL MnSO4 (sebagai pengikat O2 dalam air) dan 2 mL NaOH+KI
(membentuk endapan coklat dan mengikat iodida), lalu dibolak – balik biarkan ±
30 menit sampai terjadi endapan coklat.
d. Buang air yang bening di atas endapan kemudian endapan
yang tersisa diberi 2 ml H2SO4 pekat (untuk melarutkan endapan coklat dan
pengkondisian asam) dan kocok sampai endapan larut.
e. Beri 3-4 tetes Amylum (sebagai indikator warna ungu),
dititrasi dengan Na-thiosulfat 0,025 N (sebagai titran) sampai jernih (hingga
tidak berwarna untuk pertama kali).
Rumus:
DO=(V titran x N titran x 8 x 1000)/(V botol DO - 4)
Vtitran : Volume pada buret (Vakhir-Vawal) (ml)
Ntitran : Normalitas/konsentrasi titran (0,025 N)
8 : ½ Ar dari O
1000 : L ke ml
4 : 2 ml MnSO4 + 2 ml NaOH+KI
Kadar optimum:
4-8 ppm
3. Karbondioksida
(CO2)
Prosedur:
a. Masukkan 25 mL air sampel ke dalam Erlenmeyer,
kemudian tambahkan 1-2 tetes indikator PP (sebagai indikator warna pink pada
suasana basa).
b. Bila air berwarna pink berarti air tersebut tidak
mengandung CO2 bebas.
c. Bila air tetap tidak berwarna cepat titrasi dengan
Na2CO3 0,0454 N sampai warna menjadi merah (pink) pertama kali stabil selama 30
detik.
Rumus:
C02=(V titran x N titran x 22 x 1000)/V air sampel
Vtitran : Volume pada buret (Vakhir-Vawal) (ml)
Ntitran : Konsentrasi larutan (0,0454 N)
22 : Mr dari CO2 (44), dibagi ekuivalen dari titran (2)
1000 : Konversi L ke ml
Kadar optimal:
Kadar 20 ppm sudah merupakan racun bagi ikan dan
mematikan ikan jika kelarutan oksigen didalam air kurang dari 5 ppm (5 mg/l).
4. Alkalinitas
Prosedur:
1. Ambil 25 ml air sampel masukkan ke dalam Erlenmeyer
250 ml.
2. pH diukur dengan menggunakan pH pen/pH paper dengan
ketentuan jika:
a. pH>10 : ada OH-
b. pH<7 : ada HCO3
c. pH 8.5-10 : CO3^2-
3. Bila pH > 8.5, tambahkan indikator PP 2-3 tetes,
kemudian ditambahkan 3 tetes MO (sebagai indikator perubahan warna pada suasana
asam), dititrasi HCl 0.02 N sampai berwarna merah pertama kali dan dicatat
sebagai ml titran.
4. Bila pH < 8.3, tambahkan indikator MO sampai
berubah warna, dititrasi dengan HCl 0.02 N (sebagai pengikat ion H+) sampai
berubah warna pertama kali dan dicatat sebagai ml titran.
Rumus:
Alkalinitas=(V HCL x N HCL x 100/2 x 1000)/ ml air sampel
VHCl : volume larutan HCl (ml)
NHCL : Normalitas HCL (0,02 N)
100 : Mr dari CaCO3
2 : Valensi CaCO3
1000 : Konversi L ke ml
Kadar optimal:
30-500 ppm
5. TOM (Total
Organic Matter)
Prosedur:
1. Ambil 25 mL air sampel masukkan ke dalam Erlenmeyer.
2. Tambahkan 7,5 ml KMnO4 dari buret.
3. Tambahkan 5 ml H2SO4 (1:4) (digunakan untuk
pengkondisian basa).
4. Panaskan sampai 70 - 80 ºC kemudian angkat.
5. Bila suhu telah turun menjadi 60 – 70 ºC langsung
tambahkan Na-Oxalat 1 ml 0.01 N (sebagai reduktor selama proses pemanasan
perlahan sampai tak berwarna).
6. Segera titrasi dengan KMnO4 (digunakan sebagai
oksidator) hingga berwarna merah jambu/pink. Catat mL titran (X ml).
7. Ambil 25 ml aquades lakukan prosedur (1 – 6) catat
titran yang digunakan (Y ml).
Rumus:
TOM=((x-y) x 31,6 x 0,01 x 1000)/ml air sampel
X : ml titran untuk air sampel
Y : ml titran untuk aquades (Blanko)
31,6 : 1/5 Mr KMnO4 (1 mol KMnO4 melepas 5 oksigen dalam
reaksi ini)
0,01 : N KMnO4
Kadar Optimum:
20-40 ppm
6. Ortofosfat
Prosedur :
1. Air sampel 25 ml dimasukkan dan tuangkan ke dalam
cawan porselen.
2. Tambahkan 1 ml ammonium molybate-asam sulfat
(digunakan sebagai indikator untuk melihat kandungan orthophosphat) keadaan
masing-masing larutan standart yang telah dibuat dan goyangkan sampai larutan
bercampur.
3. Tambahkan 5 tetes larutan SnCl2 (sebagai indikator
warna dalam suasana basa) lalu dikocok. Warna biru akan timbul (10-12 menit)
sesuai dengan kadar fosfornya.
4. Ukur dan tuangkan 10 ml air sampel ke dalam
Erlenmeyer.
5. Bandingkan warna biru dan air sampel dengan larutan
standart, baik prosedur visual atau dengan spektofotometer (panjang gelombang
690 nm dan method 490).
Kadar Optimal:
<1 ppm
7. Nitrat
Prosedur :
1. Siapkan 12,5 ml sampel dan tuangkan ke dalam cawan
porselin.
2. Uapkan diatas pemanas air sampai kering.
3. Dinginkan dan tambahkan 0,25 ml asam fenoldisulfonik
(digunakan untuk indikator warna awal nitrat nitrogen dan pengikat nitrogen
pada sampel) dan aduk dengan pengaduk gelas.
4. Encerkan dengan 1 ml aquades.
5. Tambahkan NH4OH (1-1) (untuk pengkondisian suasana
basa) sampai terbentuk warna. Pindahkan ke gelas ukur dan tambahkan dengan
aquades hingga menjadi volume awal (12,5).
6. Diukur dengan menggunakan spektofotometer (dengan
panjang gelombang 410 nm dan method 353).
Kadar optimum:
max. 10 mg/L
8. BOD (Biological
Oxygen Deman)
Prosedur :
1. Ambil air sampel dengan menggunakan botol gelap dan
botol terang pada wilayah yang sama.
2. Ukur oksigen terlarut pada botol terang saat itu juga
sebagai (DO 1).
3. Botol gelap diinkubasi selama 5 hari di dalam
inkubator dengan suhu 20°. Ukur DO sebagai (DO 2).
Rumus:
DO=(V titran x N titran x 8 x 1000)/V BOTOL DO - 4
BOD=D02-D01
DO1 : Oksigen terlarut awal
DO2 : Oksigen terlarut akhir
Kadar Optimal BOD:
< 3 mg/L
9. TAN
Prosedur :
1. Siapkan air sampel sebanyak 25 ml, kemudian diberi
larutan nesler sebanyak 0,5 dan ditunggu selama 15-30 menit.
2. Diambil larutan yang berwarna bening dan dimasukan ke
tabung reaksi lalu diukur dengan spektofotometer dengan panjang gelombang 425
nm dan method 380 nm.
Kadar optimal:
<0,01 ppm
3.
PROSES NITRIFIKASI
1. Prosedur
Nitrifikasi (aerob):
Amonium (NH4) / Amonia (NH3) -> Nitrosomonas ->
Nitrit (NO^2-) -> Nitrobacter -> Nitrat (No^3-)
2. Prosedur
Denitrifikasi (anaerob):
Nitrat (NO^3-) -> Pseudomonas -> Nitrogen bebas
(N2)
Reaksi nitrifikasi adalah reaksi perubahan ammonia
dioksidasi menjadi nitrit oleh Nitrosomonas dan nitrit dioksidasi menjadi
nitrat oleh Nitrobacter. Proses ini dapat terjadi di tanah, air laut, maupun di
air tawar. Hasil dari proses nitrifikasi ini berupa nitrat, diman nitrat ini
berguna untuk sumber nutrisi bagi organisme diperairan.
Penulis
Gery Purnomo Aji Sutrisno, S.Pi
Post a Comment for "Fisika Kimia Perairan; Prosedur, Kadar Optimal, Kadar Optimum, Rumus"