1. SAPROLEGNIA
Penyebab :
Jamur
saprolegnia.
Organisme yang
diserang:
Ikan.
Gejala Klinis :
Pada
serangan awal jamur saprolegnia terlihat sebagai infeksi kecil di bagian kulit
atau sirip. Gejala awal ditandai benang-benang halus mirip kapas menempel pada
tubuh yang terluka. Benang-benang ini juga menyerang ikan yang lemah, daerah
kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Pada penyerangan telur yang
tidak dibuahi maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas. Dalam waktu
cepat jamur menyebar ke seluruh kolam. Jamur ini tidak menimbulkan kematian,
tapi kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang, kurus, dan akhirnya mati.
Pencegahan /
Pengobatan :
Pencegahan
dengan pemantauan kualitas air, terutama kandungan amonia. Apabila terladi
peningkatan kandungan amonia, segera lakukan pergantian air. Hindari perlakuan
yang dapat menimbulkan luka pada ikan. Jamur sulit diobati. Disarankan
menggunakan maracyn 2, atau Rid Fungus. Ikan juga bisa dioleskan kalium
permanganat 10 ppm. Pengobatan dengan mencelupkan ke dalam larutab kalium
permanganat atau malachyte green. Penanggulangan lainnya dengan garam sebanyak
400 mg/m^3.
2. EPIZOOTIC
ULCERATIVE SYNDROME (EUS), atau RED SPOT DISEASE (RSD) / BINTIK MERAH
Penyebab :
Jamur
Aphanomyces invadans
Organisme yang
diserang:
Ikan muda (juvenile) dan dewasa. Nila, Gabus, Gurame, Goldfish (Carassius auratus), Lele, Koi.
Gejala Klinis :
Infeksi
jamur ini menyebabkan borok (ulcer) di permukaan tubuh, serangan menyebabkan kematian
massal. Infeksi berawal adanya bintik merah pada permukaan tubuh, nafsu makan
menurun, warna tubuh menjadi gelap, berenang ke permukaan hiperaktif,
selanjutnya bintik merah akan berkembang menjadi luka borok yang berwarna merah
cerah atau merah kecoklatan.
Pencegahan /
Pengobatan :
Pengendalian
dengan menyiapkan media budidaya secara higienis dan steril terhadap spora
jamur, menetralkan pH media menggunakan kapur. Ikan yang sakit segera
diisolasi, sedangkan yang mati dibuang.
3. BRANCHIOMYCOSIS (GILL ROT / BUSUK INSANG)
Penyebab :
Jamur
Branchiomyces sanguinis dan Branchiomyces demigrans.
Organisme yang
diserang:
Semua
jenis ikan air tawar.
Gejala Klinis :
Organ
yang banyak diserang insang, dapat menyebabkan kematian massal 1-2 minggu sejak
serangan. Tanda-tanda adanya nekrosis pada insang yang berwarna keputihan.
Insang memperlihatkan tanda-tanda hemorhagik. Ikan mengalami kesulitan bernapas
atau asphyxia, megap-megap di permukaan air. Ikan terlihat berkumpul di daerah
pemasuka air dan tidak mau makan.
Branchiomycosis akut dapat dikenali dengan terbentuknya nodul putih pada insang
sebagai suatu luka patogenomonik. Insang mengalami nekrosa berat berwarna merah
menghitam dan akhirnya membusuk (gill rot)
Pencegahan /
Pengobatan :
Perendaman
ikan dalam desinfektan seperti Kalium Permanganat (PK) 1g/100 liter air 90
menit, Formalin 100-200 ppm 1-3 jam, Garam dapur 1-10 promil selama 10-60
menit, dan methylene blue 3-5 ppm 24 jam. Apabila ikan mati segera dimusnahkan
agar tidak menginfeksi ikan lainnya.
4. APHANOMYCES
Penyebab :
Jamur
Aphanomyces.
Organisme yang
diserang:
Lobster
air tawar, Crayfish, sea mullet, yellow fin bream, dan sand whiting, dan ikan air tawar lainnya.
Gejala Klinis :
Ciri
khas serangan adalah terlihat warna kekuningan atau kecoklatan dan mengalami
nekrosis. Pada tempat penetrasi akan terbentuk zoosporangium. Ikan yang
terserang mengalami paralisis sehingga terlihat diam terlentang di dasar kolam sampai mati, karena
kekhasan jamur ini adalah menyerang organ persendian dan pergerakan
Pencegahan /
Pengobatan :
Manajemen
kolam yang baik.
5. ICTHYOPHONUS (SAND
PAPER DISEASE)
Penyebab :
Jamur
Ichthyophonus hoferi.
Organisme
yang diserang:
Salmon,
Rainbow trout (Onchorhynchus mykiss), Chinnok salmon (Onchorhynchus
tsawytscha), Pasifik herring (Clupea pallasii), dsn yellow tail (Seriola quingerradiata).
Gejala Klinis :
Tanda
klinis serangan Ichthyophonus hofferi adalah adanya butiran kasap semacam
ampelas di sekitar ekor bagian samping depan berdiameter 1 mm dan berwarna
hitam, terjadi kebutaan dan exopthalamus, dan gerakan renang yang tidak terkoordinasi.
Terkadang ditemukan gejala kelainan tulang yang terlihat dengan adanya
scoliosis dan lordosis. Nekrosis secara lokal juga sering terlihat ditambah
abses atau ulcer. Ichthyosporidosis dari Ichthyophonus sp, menyebabkan mengikis
jaringan luar bagian kepala, menyebabkan luka hingga bagian tengkorak. Jamur
ini ditemukan di bawah jaringan epitel kulit dari organ utama, insang, usus,
hati, dan jantung.
Pencegahan /
Pengobatan :
Manajemen
kualitas air yang baik.
6. SERANGAN JAMUR
PADA TELUR IKAN
Penyebab :
Telur
ikan rentan terhadap serangan jamur. Hampir semua telur rentan terhadap
serangan jamur. Secara alamiah jamur ini akan menyerang telur-telur yang tidak
dibuahi (mati). Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan jamur pun akan
menyerang telur-telur dibuahi (sehat).
Organisme yang
diserang:
Telur
ikan.
Gejala Klinis :
Telur
yang diserang jamur diselimuti hifa jamur berwarna putih. Telur yang tidak
tersebar merata akan mudah diserang jamur dan menyebar ke telur lainnya. Telur
yang mati karena tidak dibuahi oleh sperma jantan akan berubah putih dalam
waktu 24 jam. Telur demikian menjadi substrat bagi jamur.
Pencegahan /
Pengobatan :
Pada
induk ikan yang merawat telurnya, telur yang mati akan segera dibuang sehingga
tidak terserang jamur. Bagi ikan yang tidak menjaga telurnya, keterlibatan
petani ikan untuk segera membuang telur yang mati sangat membantu mencegah
infeksi jamur. Telur yang mati dapat dibuang menggunakan pipet, jarum, atau
pinset kecil. Untuk telur ikan yang diinkubasi secara terpisah, upaya
pencegahan serangan jamur dapat dilakukan dengan memberi perlakuan perendaman
dalam larutan Methylene Blue dengan konsentrasi 2 ppm. Telur ikan yang memiliki
masa inkubasi lebih dari 4 hari, perendaman dalam larutan Methylene Blue
sebaiknya diulang setiap 2 atau 3 hari.
7. DERMOCYSTIDIOSIS
Penyebab
:
Jamur Dermocystidium, Dermocystidium
cyprini.
Organisme
yang diserang :
Ikan mas (Cyprinus carpio), Mas koki (Carassius
auratus), Ikan Lethrinus nebulosus, ikan nila
Gejala
klinis :
Dermocystidiosis ringan atau sedang tidak menunjukkan kelainan klinis dan tampak normal. Ikan Lethrinus nebulosus menunjukkan warna kulit kusam dan tubuh kurus. Pada insang ikan nila, pada tahap awal infeksi ditemukan dengan gejala asimtomatis (organisme yang terinfeksi tidak merasa sakit atau mengalami gejala tertentu). Ikan Koi terdapat lesi lentikular, dan warna merah pada sirip ventral dan sirip posterior.
Pencegahan
/ Pengobatan :
Pencegahan melalui upaya kondisi air
bersih dan bebas terhadap agen mikroba lain terbukti dapat mengurangi keparahan
kondisi kesehatan tubuh ikan. Kontaminasi spora infektif dapat dihindari dengan
tidak memberi makan ikan mentah atau produk ikan mentah ke ikan akuakultur.
Malachite green sebagai desinfektan pada ikan fase telur dan dewasa serta
pemijahan melalui perendaman untuk mengendalikan bakteri, jamur protozoa, dan
trematoda akan tetapi penggunaan dibatasi karena dapat menimbulkan teratogenik
dan karsinogenik pada ikan. Perendaman garam, metilen blue, formalin.
Penulis :
Gery
Purnomo Aji Sutrisno, S.Pi.
Daftar Pustaka :
Afrianto, Eddy., Evi Liviawaty., Zafran Jamaris., Hendi. 2015. Penyakit Ikan. Penebar Swadaya: Cibubur, Jakarta Timur.
Qosimah, Dahliatul., Maftuch., Herawati, dan
Husnul Khotimah. 2020. Pengendalian & Diagnosis Penyakit Ikan Kausa Bakteri
dan Jamur. UB Press. 147 Halaman.
Post a Comment for "Penyakit Jamur Ikan; Penyebab, Gejala Klinis, Pencegahan / Pengobatan"