White spot syndrome virus atau virus penyebab bercak putih ini diberi nama system ectodermal and mesodermal baculovirus karena virus ini menyerang organ yang berasal dari jaringan ektodermal dan mesodermal (Takasih, et al., 1994).
Menurut
Vlak, et al. (2002), berdasarkan pendeteksian
virus, virus ini tergolong ke dalam klasifikasi sebagai berikut:
Famili : Nimriviridae
Genus :
Whisporus
Spesies : White
spot syndrome virus (WSSV)
Serangan virus WSSV dapat diamati
melalui uji patogenitas Menurut Malole (1988), Patogenesis merupakan studi
tentang mekanisme terjadinya infeksi virus sampai menimbulkan penyakit yang
meliputi infeksi virus untuk menginfeksi suatu sel, pertama- tama virus harus
kontak dengan permukaan sel, lalu masuk ke dalam dinding sel. Pada studi
patogenik menunjukkan bahwa infeksi WSSV merusak hepatopankreas, jaringan usus,
insang, dan limfoid pada udang (Moore, 1999). Konsentrasi penyerangan WSSV adalah
organ limfoid yang berfungsi sebagai penghasil getah bening dalam proses
imunitas tubuh udang, hal inilah yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh
udang sangat cepat jika terkena penyakit ini (Bower, 1996).
Pada awalnya gejala White spot berupa bintik putih di kulit.
Namun bintik ini berkembang semakin banyak diikuti pula dengan melebarnya
bintik tersebut membentuk bercak. Sedangkan menurut Wang et al. (1998), batas bintik-bintik putih atau tambalan agak putih
yang mengelilingi kutikula terlihat pertama kali pada karapas dengan segmen
abdominal ke-5 dan ke-6 kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Udang yang
terinfeksi, batas selnya tidak jelas karena terjadi peluruhan atau rusak.
Sementara dengan bantuan mikroskop lapisan inti sel berupa titik-titik berwarna
hitam pekat dan inti sel yang akhirnya sel pecah (Rahayu, 2002).
Kematian massal biasanya terjadi tiga
sampai lima hari dan udang yang telah mati menumpuk di dasar perairan dan
menimbulkan bau menyengat (Madeali, et
al. 1998). Serangan akibat virus WSSV mengakibatkan kematian udang dengan
mortalitas tinggi. Serangan dari WSSV ini dapat menyebabkan kematian 100% dalam
jangka waktu tiga sampai tujuh hari sejak gejala terlihat (Wang, et al., 1998).
Metode Deteksi
Penyakit
Diagnosa penyakit atau deteksi virus ini bisa dilakukan dengan beberapa teknik. Metode yang dapat dilakukan menggunakan teknik histologi dengan pewarnaan H&E. Metode lain adalah dengan metode molekuler yaitu Polymerase Chain Reaction (PCR) Deteksi secara molekuler merupakan metode deteksi yang sangat sensitif dan spesifik, namun prosedur analisisnya mulai dari ektraksi DNA/RNA, amplifikasi dan elektroforesis harus dikerjakan secara aseptis di dalam laboratorium yang terkontrol dan memerlukan alat laboratorium yang khusus dan rumit. (Koesharyani dan Gardenia, 2015).
Post a Comment for "Klasifikasi dan Morfologi White Spot Syndrome Virus (WSSV)"