Teripang Pasir (Holothuria scabra); pH, Suhu, Salinitas, Oksigen Terlarut, Kecerahan, Konstruksi Kolam, Biosecurity, Sarana dan Prasarana



pH Teripang Pasir (Holothuria scabra)

Menurut Kaenda, et al. (2016), derajat keasaman (pH) adalah ukuran untuk menentukan sifat asam basa. Nilai pH di perairan memengaruhi kehidupan organisme di dalam perairan tersebut. Perairan yang asam cenderung menyebabkan kematian pada organisme air disebabkan konsentrasi oksigen akan rendah sehingga aktivitas pernapasan tinggi dan selera makan berkurang. Secara umum perairan laut maupun pesisir memiliki pH relatif stabil dan berada kisaran yang sempit, biasanya berkisar antara 7,7‒8,4. Teripang umumnya dapat bertahan hidup dengan kisaran pH rata-rata 7‒8,5. Keadaan optimum pH air untuk kehidupan teripang adalah 6,5‒8,5.       

 

Suhu Teripang Pasir (Holothuria scabra)

Menurut Sulardiono, et al. (2017), kisaran optimum suhu air laut untuk teripang adalah 24-27°C, dengan oksigen terlarut di atas 5 ppm dan salinitas minimum disesuaikan dengan panjang tubuh. Derajad keasaman (pH) 7,9–8,4 dan intensitas cahaya di bawah 2000 lux. Pemeliharaan larva teripang H. scabra dan H. lessoni membutuhkan suhu antara 25°C dan 27°C dengan salinitas berkisar antara 37,5 ‰ dan 38 ‰, sedangkan pH tetap pada 8,2. Hatchery teripang muda H. scabra, membutuhkan kisaran salinitas 32–36 ppt, suhu 26–30áµ’C dan oksigen terlarut 6–9 ppm.

Salinitas Teripang Pasir (Holothuria scabra)

Faktor penting yang menghalangi penyebaran teripang selain suhu adalah salinitas. Teripang hidup pada kisaran salinitas air laut normal 30–34 ppt, tetapi beberapa jenis diantaranya dapat bertahan sampai dengan salinitas sekitar 21 ppt. Tinggi rendahnya salinitas suatu perairan tergantung dari letak daerah perairan tersebut. Adapun daerah yang berbatasan langsung dengan daratan cenderung mempunyai salinitas yang rendah dan berubahubah, karena adanya masukan air tawar dari sungai (Uni, et al. 2016).

Oksigen Terlarut Teripang Pasir (Holothuria scabra)

Menurut Inayah, et al. (2012), teripang dapat ditemukan hampir diseluruh perairan, mulai dari daerah pasang surut yang dangkal sampai perairan yang lebih dalam. Teripang lebih menyukai perairan yang jernih dan airnya relatif tenang. Jenis teripang yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah teripang pasir (Holothuria scabra) dengan tingkat penyebaran mencapai 38,86 %. Pada jenis substrat berpasir kandungan oksigen relatif lebih tinggi dibandingkan dengan substrat yang lebih halus. Pada substrat berpasir terdapat pori udara yang memungkinkan terjadinya percampuran yang lebih intensif dengan air diatasnya. Kandungan oksigen terlarut pada teripang pasir yaitu 4-8 ppm.

Kecerahan Teripang Pasir (Holothuria scabra)

Parameter kualitas air sangat mempengaruhi kondisi habitat lingkungan hidup teripang seperti ekosistem padang lamun dan ekosistem terumbu karang. Kedalaman sangat berhubungan dengan kecerahan perairan. Kedalaman yang tinggi membuat penetrasi cahaya semakin tinggi, faktor ini sangat berhubungan dengan ketersediaan cahaya dan tingkat kecerahan perairan. Kecerahan yang didapatkan pada beberapa titik pengamatan. Hal ini disebabkan oleh kedalaman yang diperoleh pada lokasi sampling yaitu pada stasiun A berkisar antara 0,60 meter–1,05 meter, dan pada stasiun B berkisar antara 0,41 meter–0,85 meter. Kecerahan air dipengaruhi oleh intensitas dari matahari, keadaan awan dan kondisi perairan tersebut. Kecerahan perairan berhubungan dengan kesuburan perairan yaitu berlangsungnya kegiatan fotosintesis oleh plankton yang membutuhkan sinar matahari (Satria, et al.,  2014).

Konstruksi Kolam Teripang Pasir (Holothuria scabra)

Konstruksi kolam jenis kurungan tancap (pen-culture) menurut Tomatala dan Rahantoknam (2017), yaitu area budidaya yang dipagari menyerupai kurungan agar teripang tidak dapat meloloskan diri. Kurungan tancap yang digunakan untuk budidaya teripang sebanyak 4 buah berukuran 3 x 2 x 0,7 m. Kurungan tancap yang dibuat merupakan hasil penelitian ketua Tim Pengabdi yang diaplikasikan kepada mitra karena kondisi perairan desa mitra yang semi terbuka. Pembuatan kurungan tancap dilakukan bersama mitra dan berlangsung selama 2 hari. Pembuatan kurungan tancap membutuhkan waktu yang cukup lama disebabkan karena hanya dapat berlangsung pada saat air laut surut terendah.

Biosecurity Teripang Pasir (Holothuria scabra)

Menurut Karreman, et al. (2015), setiap staff pada lokasi budidaya teripang harus menggunakan peralatan serta harus tetap menjaga tubuh dari patogen yang mengancam organisme yang dibudidayakan. Staff juga menggunakan alas kaki yang sudah disediakan pada lokasi. Pada area budidaya disediakan bak pencuci kaki (foot wash) yang mengandung larutan kalium peroksimonosulfat. Bak tersebut terletak di pintu masuk area ruang pembenihan dan pemeliharaan. Bak pencuci kaki tersebut berguna untuk menjaga kaki kita agar tetap higienis saat berada di area tersebut.

 

Sarana dan Prasarana Teripang Pasir (Holothuria scabra)

Menurut Lovatelli (2004), teripang pasir (Holothuria scabra) merupakan satu di antara komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi dan merupakan bahan ekspor andalan. Dalam pemeliharaannya dibutuhkan beberapa sarana yang dipersiapkan meliputi bak penampungan induk, bak penetasan/ bak pemeliharaan larva, dan bak tempat kultur pakan alami (plankton). Sarana lainnya yang dipersiapkan antara lain adalah saringan pasir, bak penampungan air, pipa penyaluran air, dan sebagainya. Setelah dikumpulkan, induk teripang pasir dibawa dan ditebar dalam satu ton tank. Biasanya 15-20 spesimen ditebar di area seluas 2 m2. Bagian bawah tank ditutupi dengan lumpur dari habitat alami sampai dengan ketebalan 15 cm untuk memungkinkan induknya mengubur diri. Air di tangki penampungan diganti setiap pagi dan lumpur di dasar tangki diganti setiap dua minggu. Sebelum digunakan, tank-tank dibersihkan terlebih dengan bubuk pemutih dan dijemur di bawah sinar matahari untuk dikeringkan. Biasanya Holothuria scabra dapat hidup pada tank berukuran satu ton, kandang berukuran persegi empat, pena layar velon dan pena layar netlon, cincin beton dan di dalam area pelabuhan yang aman.

 

Publisher

Gery Purnomo Aji Sutrisno, S.Pi

 

Daftar Pustaka

Riset-Luh Gondol. 2022. Teripang Pasir, Potensi Budidaya untuk Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. https://www.youtube.com/watch?v=u1OJsBdk-wU&t=23s. Diakses Pada Tanggal 18 April 2022.

Post a Comment for "Teripang Pasir (Holothuria scabra); pH, Suhu, Salinitas, Oksigen Terlarut, Kecerahan, Konstruksi Kolam, Biosecurity, Sarana dan Prasarana"